Rabu, 29 Juli 2009

Makalah Mata Kuliah Pengantar Filsafat Semester I t.a. 2008/2009

CABANG-CABANG ILMU FILSAFAT
Oleh Dhani F.A.

‎1.‎ Ontologi

A.‎ Definisi

‎1)‎ Menurut KBBI: Cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan ‎hakikat hidup.‎
‎2)‎ Secara etimologi: dari bahasa Yunani, yaitu: on, ontos (ada, ‎Keberadaan) dan logos (studi, ilmu tentang). – ilmu tentang hakekat.‎
‎3)‎ Studi tentang ciri-ciri esensial(mendasar) dari Yang Ada dalam ‎dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-hal yang ada secara ‎khusus.‎
‎4)‎ Cabang filsafat yang mempersoalkan masalah ada, dan meliputi ‎persoalan seperti apakah artinya ada, apakah golongan-golongan dari ‎yang ada?, apakah sifat dasar kenyataan, dan hal ada yang terakhir? ‎Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas(wujud) dari ‎kategori logis dapat dikatakan ada?‎ ‎ ‎

B.‎ Pembahasan

Persoalan dalam dalam keberadaan menurut Ali Mudhofir ‎‎(1996) ada tiga pandangan, yang masing-masing menimbulkan aliran ‎yang berbeda. Tiga segi pandangan itu adalah sebagai berikut.‎

‎1)‎ Keberadaan dipandang dari segi jumlah(kuantitas)‎
Keberadaan dipandang dari segi jumlah(kuantitas), artinya ‎berapa banyak kenyataan yang paling dalam itu. Pandangan ini ‎melahirkan beberapa aliran filsafat sebagai jawabannya, yaitu sebagai ‎berikut.‎

a.‎ Monisme – pandangan bahwa semesta itu merupakan satu satuan ‎tunggal atau pandangan bahwa materi dan alam pikiran itu satu.‎
b.‎ Dualisme (serba dua) – paham bahwa dalam kehidupan ini ada ‎dua prinsip yang saling bertentangan (seperti ada kebaikan ada ‎pula kejahatan, ada terang ada gelap).‎
c.‎ Pluralisme (serba banyak) – aliran yang tidak mengakui adanya ‎satu substansi atau dua substansi melainkan banyak substansi. ‎

‎2)‎ Keberadaan dipandang dari segi sifat(kualitas)‎
‎ Keberadaan dipandang dari segi sifat(kualitas) menimbulkan ‎beberapa aliran sebagai berikut.‎

a.‎ Spiritualisme – aliran filsafat yang mengutamakan rohanian atau ‎ajaran yang menyatakan bahwa kenyataa yang terdalam adalah rh ‎‎(Pneuma, Nous, Reason, Logos), yakni roh yang mengisi dan ‎mendasari seluruh alam. Spiritualisme dalam arti ini dilawankan ‎dengan materialisme.‎
b.‎ Materialisme – pandangan hidup yang mencari dasar segala ‎sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam ‎kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu ‎yang mengatasi alam indra atau pandangan yang menyatakan ‎bahwa tidak ada sesuatu yang nyata kecuali materi.‎

‎3)‎ Keberadaan dipandang dari segi proses, kejadian, atau perubahan
Aliran yang berusaha menjawab persoalan ini adalah

a.‎ Mekanisme – menyatakan bahwa semua gejala dapat dijelaskan ‎berdasarkan asas-asas mekanik(mesin). Semua peristiwa adalah ‎hasil dari materi yang bergerak dan dapat dijelaskan menurut ‎kaidahnya.‎
b.‎ Teleologi(serba-tujuan) – teori atau ajaran bahwa semua ‎kejadian(setiap gejala) terarah pada suatu tujuan atau bahwa yang ‎berlaku dalam kejadian alam bukanlah kaidah sebab akibat, akan ‎tetapi sejak semula memang ada sesuatu kemauan atau kekuatan ‎yang mengarahkan alam ke suatu tujuan.‎
c.‎ Vitalisme(finalisme) – memandang bahwa kehidupan tidak dapat ‎sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi, karena hakikatnya ‎berbeda dengan yang tidak hidup.‎

‎2.‎ Epistemologi

A.‎ Definisi

‎1)‎ Menurut KBBI: cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-‎batas pengetahuan.‎
‎2)‎ Secara etimologi: dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan, ilmu ‎pengetahuan) dan logos (pengetahuan, informasi) – pengetahuan ‎tentang pengetahuan atau teori pengetahuan yang benar ‎ (theory of ‎knowledge).‎
‎3)‎ Cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, ‎metode, dan sahnya (validitas) pengetahuan (Ali Mudhofir, 1997 : ‎‎66).‎

B.‎ Pembahasan

Dalam epistemologi yang dibahas adalah objek pengetahuan, ‎sumber, dan alat untuk memperoleh pengetahuan, kesadaran dan metode, ‎validitas pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan.‎
Terdapat tiga persoalan pokok dalam bidang ini: (1) apakah ‎sumber-sumber pengetahuan itu? Dari manakah pengetahuan yang benar ‎itu datang dan bagaimana kita mengetahui? Ini adalah persoalan tentang : ‎apa yang kelihatan versus hakikatnya(reality). (3) Apakah pengetahuan ‎kita ini benar (valid)? Bagaimana kita dapat membedakan yang benar dari ‎yang salah? Ini adalah tentang mengkaji kebenaran atau verifikas ‎‎(Purwadi, 2007, hal. 12).‎
Secara garis besar, ada dua aliran pokok dalam epistemologi. ‎Pertama adalah idealisme atau lebih populer dengan sebutan rasionalisme, ‎yaitu suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal, ‎idea, category, form, sebagai sumber ilmu pengetahuan. Di sini peran ‎panca indra dinomorduakan, sedangkan aliran yang kedua adalah ‎realisme atau empirisme yang lebih menekankan peran ilmu pengetahuan. ‎Di sini peran akal dinomorduakan (Purwadi, 2007, hal. 12).‎

‎3.‎ Aksiologi

A.‎ Definisi

‎1)‎ Secara etimologi: dari bahasa Yunani axio (layak, pantas) dan logos ‎‎(ilmu, studi mengenai) – ilmu tentang nilai‎
‎2)‎ Menurut KBBI: kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia ‎atau kajian tentang nilai, khususynya etika.‎
‎3)‎ Ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai pada umumnya, ‎ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan (Supadjar, 1992 : 108).‎
‎4)‎ Aksiologi merupakan analisis nilai-nilai. Maksud dari analisis ini ‎ialah membatasi arti, ciri-ciri, asal, tipe, kriteria dan status ‎epistemologis dan nilai-nilai itu.‎
‎5)‎ Aksiologi merupakan studi yang menyangkut teori umum tentang ‎nilai atau suatu studi yang menyangkut segala yang bernilai.‎

B.‎ Pembahasan

Aksiologi meliputi nilai-nilai(values) yang bersifat normatif ‎dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana ‎kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, ‎seperti kawasan sosial, kawasan simbolik, ataupun fisik material. Lebih ‎dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu ‎conditio sine quanon yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam ‎melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu (Purwadi, 2007, ‎hal. 12-13)‎



DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka‎
Bagus, Lorens.2005.Kamus Filsafat.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama‎
Purwadi.2007.Filsafat Jawa.Yogyakarta: Cipta Pustaka‎
Surajiyo.2007.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.Jakarta: Bumi Aksara

UTS Smt II t.a. 2008/2009 (Take Home)

MATA KULIAH ‎: FILSAFAT ILMU‎
JURUSAN/SEMESTER ‎: PERBANDINGAN AGAMA/II‎
DOSEN ‎: AHMAD ZAINUL HAMDI‎
MAHASISWA ‎: DHANI F. A.


Soal

1.‎ Menurut anda, apakah ada kebenaran wahyu yang bersifat mutlak? Jelaskan!‎
2.‎ Apakah yang disebut sebagai benar? Jelaskan berdasarkan kriteria kebenaran!‎
3.‎ Kaitkan kriteria kebenaran yang anda gunakan untuk menjawab nomor 2 dengan tiga aliran ‎utama dalam epistemologi!‎
4.‎ Apakah ilmu tentang ketuhanan (teologi) bisa dianggap sebagai ilmu pengetahuan? Jelaskan!‎

Jawaban

1.‎ Tidak, karena wahyu, Tuhan dan agama adalah bersifat keyakinan. Jadi tinggal bagaimana ‎seseorang bisa menyikapinya, sebagaimana menurut kita yang beragama Islam, bahwa agama ‎Islam adalah yang paling benar, akan tetapi bagi mereka yang beragama kristen akan ‎menganggap dan menyatakan bahwa kristen adalah yang paling benar. Dan itu semua hanya ‎bersifat keyakinan dan pilihan saja bagi kita untuk dijadikan pegangan atau keyakinan.‎
2.‎ Menurut teori korespondensi, kebenaran adalah yang berkesesuaian dengan fakta, yang ‎berselaras dengan realitas, yang serasi (correspondens) dengan situasi aktual. Contoh: “Dhani adalah mahasiswa jurusan PA semester II t.a. 2008/2009”. Pernyataan itu benar ‎karena Dhani memang mahasiswa jurusan PA semester II t.a. 2008/2009. ‎Kebenarannya terletak pada hubungan antara pernyataan dan kenyataan. ‎
Menurut teori koheren, kebenaran adalah kebenaran yang didukung. Maksudnya adalah suatu ‎pernyataan yang didukung dan diakui oleh orang banyak. Dan pernyataan yang dinyatakan ini ‎tahan uji dengan teori-teori baru (pernyataan kebenaran) sesudahnya. Contoh: “3 X 3 = 32 = 9 ‎‎(tiga kali tiga sama dengan tiga kuadrat sama dengan sembilan)” pernyataan ini benar dan ‎diakui oleh orang banyak dan hingga detik ini tidak ada yang menyangkal pernyataan ini, maka ‎pernyataan ini benar (karena didukung oleh orang banyak dan tahan uji/verivikasi).‎
Menurut teori pragmatisme, sesuatu yang benar adalah sesuatu yang berdampak positif bagi ‎manusia. Adapun batu ujian kebenaran dari teori pragmatisme ini adalah kegunaan, dapat ‎dikerjakan, akibat atau pengaruhnya yang memuaskan. Contoh: Tuhan dalam agama menurut ‎penganut teori pragmatisme, kebenarannya bukan terletak pada keberadaan Tuhan yang ‎disembah dalam agama, melainkan dampak/efek dari Tuhan dalam agama yang positif bagi ‎kehidupan manusia, sebab dengan adanya agama kehidupan manusia akan berlangsung secara ‎tertib dan jiwanya akan tenang.‎
3.‎ Tiga aliran utama dalam epistemologi adalah: empirisme, raiolnalisme, dan kritisisme. ‎
Empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa empiri atau pengalamanlah yang menjadi ‎sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun yang lahiriah dan akal (rasio) ‎bertugas mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang diterapkan ‎dalam aliran ini adalah metode induksi, dan menganut teori kebenaran korespondensi. Tokoh ‎aliran ini antara lain: John Locke, dan David Hume
Rasionalisme adalah aliran yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan ‎yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) dan pengalaman hanya dapat dipakai untuk ‎meneguhkan pengetahuan yang didapatkan oleh akal. Metode yang diterapkan dalam ‎empirisme adalah metode deduktif, dan menganut teori kebenaran koherensi. Tokoh dari aliran ‎ini antara lain: Rene Descrates, dan Plato.‎
Kritisisme adalah adalah perpaduan dari aliran empirisme dan rasionalisme yang berpendapat ‎bahwa kebenaran adalah sesuatu yang memiliki efek positif bagi kehidupan manusia, aliran ini ‎menganut teori kebenaran pagmatisme. Tokoh dalam aliran ini antara lain: Immanmuel Kant.‎
4.‎ Sebuah ilmu paling tidak harus memiliki obyek formal (metode) dan obyek material (yang ‎dapat diindrai). Selain itu akan disebut ilmu pengetahuan manakala terdiri dari gabungan rasio ‎‎(akal) dan data indrawi. Dan ilmu pengetahuan haruslah obyektif dan verivikatif. Teologi ‎mempunyai obyek material yaitu Tuhan, yang mana Tuhan ini sebenarnya hanya berlaku bagi ‎mereka yang percaya (yakin – keyakinan), maka untuk verivikasinya akan kesulitan, dan tidak ‎semua orang bisa melakukannya karena Tuhan adalah sesuatu yang tidak dapat diindrai, ‎sehingga belum bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan (karena tidak memenuhi persyaratan ‎untuk menjadi ilmu pengetahuan – obyek materialnya tidak dapat diindrai).‎


Ini hanya jawaban saya sendiri saja dan pada kenyataannyan dalam mata kuliah ini saya mendapat nilai yang memuaskan.Ok

TUGAS MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM JURUSAN PA SMT II T.A. 2008/2009

Permulaan Agama Islam

Dosen: Andi Suwarko, M.Si

Soal

1.‎ Jelaskan kondisi agama, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat arab pra Islam!‎
2.‎ Jelaskan visi dan misi kenabian Muhammad saw!‎
3.‎ Sebutkan ciri-ciri (karakteristik) kepribadian Nabi Muhammad saw!‎
4.‎ Jelaskan strategi penyebaran (dakwah) Islam pada masa Nabi, baik pada periode Mekkah dan ‎Madinah!‎
5.‎ Jelaskan tantangan/kendala/hambatan/ancaman yang dihadapi Nabi Muhammad saw pada saat ‎penyebaran Islam, baik pada periode Mekkah dan Madinah!‎

Jawaban

1.‎ Kondisi agama masyarakat arab pra Islam: ada agama samawi (nasrani – monoteisme, dan ‎yahudi – monoteisme) dan agama ardhi (majusi – monoteisme, animisme – politeisme, dan ‎paganisme – politeisme).‎
Kondisi ekonomi masyarakat arab pra Islam: pada umumnya, masyarakat arab pra Islam ‎memiliki mata pencaharian pedagang, penggembala/ternak, dan tani. Akan tetapi sistem ‎perekonomian pada saat itu menganut sistem riba/rente, sehingga memberatkan masyarakat ‎kecil, selain itu juga mereka mengurangi takaran/timbangan perdagangan.‎
Kondisi politik masyarakat arab pra Islam: ada dua kerajaan super power pada masa itu, ‎yaitu: Romawi dan Persia. Selain itu masyarakat arab adalah bersuku-suku/bani – sangat kental ‎dengan stratifikasi sosial, dan suku/bani yang memiliki status paling tinggi adalah suku/bani ‎Quraisy.‎
Kondisi budaya masyarakat arab pra Islam: perbudakan masih marak dilakukan pada masa ‎itu. Mereka juga melakukan subordinasi wanita. Mereka juga memiliki budaya sastra yang ‎sangat tinggi, tetapi dalam karya satra mereka banyak mengandung maksiat.‎
2.‎ Visi nabi Muhammad saw adalah: menciptakan tatanan masyarakat yang teratur, mengajak ‎untuk mengikuti kepercayaan monotesme/tauhid (Islam), menata akhlak masyarakat agar ‎berakhlak mulia, dan menegakkan keadilan.‎
Misi nabi Muhammad saw: menjadi suri tauladan dalam masyarakat dan berdakwah kepada ‎seluruh masyarakat sekitarnya.‎
‎3.‎ Sifat nabi Muhammad saw yang paling utama adalah: siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), ‎fathonah (pandai/cerdas), dan tabligh (menyampaikan kebenaran). ‎
4.‎ Nabi Muhammad saw berdakwah dengan cara: dakwah keteladanan (role model), berdakwah ‎secara bertahap (gradual) – secara diam-diam/sembunyi-sembunyi (sirriyah) dan secara terbuka ‎‎(jahriyah), membangun pusat/sentral perjuangan (masjid), konsolidasi keumatan ‎‎(mempersaudarakan kelompok-kelompok Islam), perjanjian damai, dan expansi militer untuk ‎berdakwah.‎
5.‎ Karena membawa ajaran baru di tanah arab, banyak para pemuka masyarakat yang tidak terima ‎dengan adanya ajaran ini, khususnya bagi para penganut setia ajaran nenek moyang, dan pada ‎akhirnya para pemuka masyarakat ini memusuhi beliau dan sangat banyak hasutan, celaan, ‎gangguan, dan konspirasi pembunuhan terhadap nabi Muhammad saw.‎

Mata Kuliah Civic Education ‎Jurusan Perbandingan Agama semester II t.a. 2008/2009

OTONOMI DAERAH*

Sistematika Telaah

‎1.‎ Pengertian Otoda
‎2.‎ Mengapa Otoda
‎3.‎ Prinsip Pelaksanaan Otoda.‎
‎4.‎ Daerah Otonom
‎5.‎ Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab dan Kota.‎

Pengertian Otonomi Daerah

Hak, wewenang dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat, sesuai
peraturan per-UU-an.(UU RI no 12‎
thn 2008 tentang Pemerintahan Daerah)‎

Mengapa Otonomi Daerah

 Untuk terciptanya efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan.‎
 Untuk mencegah penumpukkan kekuasaan pada satu pihak saja, yang pada akhirnya ‎dapat menimbulkan tirani.‎
 Supaya ada perhatian penuh yang bertumpu pada kekhususan suatu daerah. ‎
 Supaya ada tindakan pendemokrasian, untuk memberi ruang pada rakyat ikut serta ‎dalam pemerintahan dan melatih diri dalam mempergunakan hak sebagai warga ‎negara.‎

PRINSIP PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

‎1.‎ Memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta potensi dan ‎keanekaragaman daerah.‎
‎2.‎ Otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab.‎
‎3.‎ Otonomi luas dan utuh diletakkan di daerah kab dan kota, otonomi terbatas di ‎daerah provinsi.‎
‎4.‎ Sesuai dengan konstitusi negara, sehingga terjamin hubungan ang serasi antara ‎pusat dan daerah.‎
‎5.‎ Meningkatkan kemandirian daerah otonom.‎
‎6.‎ Meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif/DPRD.‎
‎7.‎ Pelaksanaan asas dekonsentrasi dilaksanakan di daerah provinsi.‎
‎8.‎ Pelaksanaan asas pembantuan dapat dilakukan oleh pemerintah kepada daerah dan ‎desa. ‎

Pengertian Daerah Otonom

Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas wilayah, berwenanng mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
Kepentingan masyarakat setempat, menurut
Prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem NKRI.‎

KEWENANGAN DAERAH KAB-KOTA

‎1.‎ Pendidikan dan kebudayaan ‎
‎2.‎ Kesehatan. ‎
‎3.‎ Perdagangan dan industri ‎
‎4.‎ Penanaman modal
‎5.‎ Koperasi
‎6.‎ Pertanahan.‎
‎7.‎ Pertanian.‎
‎8.‎ Tenaga Kerja.‎
‎9.‎ Lingkungan Hidup.‎
‎10.‎ Pekerjaan Umum.‎
‎11.‎ Perhubungan.‎

KEWENANGAN DAERAH PROVINSI

‎1.‎ Kewenangan yang bersifat lintas Kabupaten dan kota, seperti pekerjaan umum, ‎perhubungan, kehutanan, perkebunan.‎
‎2.‎ Kewenangan lautan yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan ‎pengelolaaan kekayaan laut.‎
‎3.‎ Kewenangan pemerintahan lainya yaitu: ‎
a) perencanaan dan pengendalian pembangunan regional secara makro.‎
b) Pelatihan bidang alokasi sumber daya manusia potensial.‎
c) Penelitian yang mencakup wilayah provinsi.‎
d) Pengelolaan pelabuhan regional.‎
e) Pengendalian lingkungan hidup.‎
f) Promosi dagang dan budaya/pariwisata.‎
g) Penanganan penyakit menular.‎
h) Perencanaan tata ruang provinsi.‎
‎4.‎ Kewenangan yang tidak/belum dpat ditangani daerah kabupaten dan kota ‎diserahkan kepada provinsi dengan pernyataan dari daerah kab dan kota tersebut.‎

KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT

‎1.‎ Pertahanan dan keamanan
‎2.‎ Hubungan luar negeri.‎
‎3.‎ Peradilan.‎
‎4.‎ Moneter dan fiskal.‎
‎5.‎ Agama.‎
‎6.‎ Urusan yang lebih efesien ditangani pemerintah pusat, seperti:‎
a) Kebijakan makro ekonomi.‎
b) Standarissi nasional.‎
c) Administrasi pemerintahan.‎
d) BUMN.‎
e) Pengembangan SDM.‎

Prasyarat Sukses Daerah Otonom

‎1.‎ Pemerintah daerah menjalankan fungsi fasilitasi.‎
‎2.‎ Pemerintah daerah harus kreatif.‎
‎3.‎ Politik lokal stabil.‎
‎4.‎ Pemerintah daerah harus menjamin kesinambungan berusaha.‎
‎5.‎ Pemerintah daerah harus komunikatif dengan ornop (organisasi non pemerintah).‎


*) Disampaikan oleh Bpk. Andi Suwarko, M.Si. pada hari Senin, 15 Desember 2008 dalam perkuliahan Civic Education ‎jurusan Perbandingan Agama semester II t.a. 2008/2009 Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya ‎