MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU
JURUSAN/SEMESTER : PERBANDINGAN AGAMA/II
DOSEN : AHMAD ZAINUL HAMDI
MAHASISWA : DHANI F. A.
Soal
1. Menurut anda, apakah ada kebenaran wahyu yang bersifat mutlak? Jelaskan!
2. Apakah yang disebut sebagai benar? Jelaskan berdasarkan kriteria kebenaran!
3. Kaitkan kriteria kebenaran yang anda gunakan untuk menjawab nomor 2 dengan tiga aliran utama dalam epistemologi!
4. Apakah ilmu tentang ketuhanan (teologi) bisa dianggap sebagai ilmu pengetahuan? Jelaskan!
Jawaban
1. Tidak, karena wahyu, Tuhan dan agama adalah bersifat keyakinan. Jadi tinggal bagaimana seseorang bisa menyikapinya, sebagaimana menurut kita yang beragama Islam, bahwa agama Islam adalah yang paling benar, akan tetapi bagi mereka yang beragama kristen akan menganggap dan menyatakan bahwa kristen adalah yang paling benar. Dan itu semua hanya bersifat keyakinan dan pilihan saja bagi kita untuk dijadikan pegangan atau keyakinan.
2. Menurut teori korespondensi, kebenaran adalah yang berkesesuaian dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi (correspondens) dengan situasi aktual. Contoh: “Dhani adalah mahasiswa jurusan PA semester II t.a. 2008/2009”. Pernyataan itu benar karena Dhani memang mahasiswa jurusan PA semester II t.a. 2008/2009. Kebenarannya terletak pada hubungan antara pernyataan dan kenyataan.
Menurut teori koheren, kebenaran adalah kebenaran yang didukung. Maksudnya adalah suatu pernyataan yang didukung dan diakui oleh orang banyak. Dan pernyataan yang dinyatakan ini tahan uji dengan teori-teori baru (pernyataan kebenaran) sesudahnya. Contoh: “3 X 3 = 32 = 9 (tiga kali tiga sama dengan tiga kuadrat sama dengan sembilan)” pernyataan ini benar dan diakui oleh orang banyak dan hingga detik ini tidak ada yang menyangkal pernyataan ini, maka pernyataan ini benar (karena didukung oleh orang banyak dan tahan uji/verivikasi).
Menurut teori pragmatisme, sesuatu yang benar adalah sesuatu yang berdampak positif bagi manusia. Adapun batu ujian kebenaran dari teori pragmatisme ini adalah kegunaan, dapat dikerjakan, akibat atau pengaruhnya yang memuaskan. Contoh: Tuhan dalam agama menurut penganut teori pragmatisme, kebenarannya bukan terletak pada keberadaan Tuhan yang disembah dalam agama, melainkan dampak/efek dari Tuhan dalam agama yang positif bagi kehidupan manusia, sebab dengan adanya agama kehidupan manusia akan berlangsung secara tertib dan jiwanya akan tenang.
3. Tiga aliran utama dalam epistemologi adalah: empirisme, raiolnalisme, dan kritisisme.
Empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa empiri atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun yang lahiriah dan akal (rasio) bertugas mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang diterapkan dalam aliran ini adalah metode induksi, dan menganut teori kebenaran korespondensi. Tokoh aliran ini antara lain: John Locke, dan David Hume
Rasionalisme adalah aliran yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) dan pengalaman hanya dapat dipakai untuk meneguhkan pengetahuan yang didapatkan oleh akal. Metode yang diterapkan dalam empirisme adalah metode deduktif, dan menganut teori kebenaran koherensi. Tokoh dari aliran ini antara lain: Rene Descrates, dan Plato.
Kritisisme adalah adalah perpaduan dari aliran empirisme dan rasionalisme yang berpendapat bahwa kebenaran adalah sesuatu yang memiliki efek positif bagi kehidupan manusia, aliran ini menganut teori kebenaran pagmatisme. Tokoh dalam aliran ini antara lain: Immanmuel Kant.
4. Sebuah ilmu paling tidak harus memiliki obyek formal (metode) dan obyek material (yang dapat diindrai). Selain itu akan disebut ilmu pengetahuan manakala terdiri dari gabungan rasio (akal) dan data indrawi. Dan ilmu pengetahuan haruslah obyektif dan verivikatif. Teologi mempunyai obyek material yaitu Tuhan, yang mana Tuhan ini sebenarnya hanya berlaku bagi mereka yang percaya (yakin – keyakinan), maka untuk verivikasinya akan kesulitan, dan tidak semua orang bisa melakukannya karena Tuhan adalah sesuatu yang tidak dapat diindrai, sehingga belum bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan (karena tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi ilmu pengetahuan – obyek materialnya tidak dapat diindrai).
Ini hanya jawaban saya sendiri saja dan pada kenyataannyan dalam mata kuliah ini saya mendapat nilai yang memuaskan.Ok
JURUSAN/SEMESTER : PERBANDINGAN AGAMA/II
DOSEN : AHMAD ZAINUL HAMDI
MAHASISWA : DHANI F. A.
Soal
1. Menurut anda, apakah ada kebenaran wahyu yang bersifat mutlak? Jelaskan!
2. Apakah yang disebut sebagai benar? Jelaskan berdasarkan kriteria kebenaran!
3. Kaitkan kriteria kebenaran yang anda gunakan untuk menjawab nomor 2 dengan tiga aliran utama dalam epistemologi!
4. Apakah ilmu tentang ketuhanan (teologi) bisa dianggap sebagai ilmu pengetahuan? Jelaskan!
Jawaban
1. Tidak, karena wahyu, Tuhan dan agama adalah bersifat keyakinan. Jadi tinggal bagaimana seseorang bisa menyikapinya, sebagaimana menurut kita yang beragama Islam, bahwa agama Islam adalah yang paling benar, akan tetapi bagi mereka yang beragama kristen akan menganggap dan menyatakan bahwa kristen adalah yang paling benar. Dan itu semua hanya bersifat keyakinan dan pilihan saja bagi kita untuk dijadikan pegangan atau keyakinan.
2. Menurut teori korespondensi, kebenaran adalah yang berkesesuaian dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi (correspondens) dengan situasi aktual. Contoh: “Dhani adalah mahasiswa jurusan PA semester II t.a. 2008/2009”. Pernyataan itu benar karena Dhani memang mahasiswa jurusan PA semester II t.a. 2008/2009. Kebenarannya terletak pada hubungan antara pernyataan dan kenyataan.
Menurut teori koheren, kebenaran adalah kebenaran yang didukung. Maksudnya adalah suatu pernyataan yang didukung dan diakui oleh orang banyak. Dan pernyataan yang dinyatakan ini tahan uji dengan teori-teori baru (pernyataan kebenaran) sesudahnya. Contoh: “3 X 3 = 32 = 9 (tiga kali tiga sama dengan tiga kuadrat sama dengan sembilan)” pernyataan ini benar dan diakui oleh orang banyak dan hingga detik ini tidak ada yang menyangkal pernyataan ini, maka pernyataan ini benar (karena didukung oleh orang banyak dan tahan uji/verivikasi).
Menurut teori pragmatisme, sesuatu yang benar adalah sesuatu yang berdampak positif bagi manusia. Adapun batu ujian kebenaran dari teori pragmatisme ini adalah kegunaan, dapat dikerjakan, akibat atau pengaruhnya yang memuaskan. Contoh: Tuhan dalam agama menurut penganut teori pragmatisme, kebenarannya bukan terletak pada keberadaan Tuhan yang disembah dalam agama, melainkan dampak/efek dari Tuhan dalam agama yang positif bagi kehidupan manusia, sebab dengan adanya agama kehidupan manusia akan berlangsung secara tertib dan jiwanya akan tenang.
3. Tiga aliran utama dalam epistemologi adalah: empirisme, raiolnalisme, dan kritisisme.
Empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa empiri atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun yang lahiriah dan akal (rasio) bertugas mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang diterapkan dalam aliran ini adalah metode induksi, dan menganut teori kebenaran korespondensi. Tokoh aliran ini antara lain: John Locke, dan David Hume
Rasionalisme adalah aliran yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) dan pengalaman hanya dapat dipakai untuk meneguhkan pengetahuan yang didapatkan oleh akal. Metode yang diterapkan dalam empirisme adalah metode deduktif, dan menganut teori kebenaran koherensi. Tokoh dari aliran ini antara lain: Rene Descrates, dan Plato.
Kritisisme adalah adalah perpaduan dari aliran empirisme dan rasionalisme yang berpendapat bahwa kebenaran adalah sesuatu yang memiliki efek positif bagi kehidupan manusia, aliran ini menganut teori kebenaran pagmatisme. Tokoh dalam aliran ini antara lain: Immanmuel Kant.
4. Sebuah ilmu paling tidak harus memiliki obyek formal (metode) dan obyek material (yang dapat diindrai). Selain itu akan disebut ilmu pengetahuan manakala terdiri dari gabungan rasio (akal) dan data indrawi. Dan ilmu pengetahuan haruslah obyektif dan verivikatif. Teologi mempunyai obyek material yaitu Tuhan, yang mana Tuhan ini sebenarnya hanya berlaku bagi mereka yang percaya (yakin – keyakinan), maka untuk verivikasinya akan kesulitan, dan tidak semua orang bisa melakukannya karena Tuhan adalah sesuatu yang tidak dapat diindrai, sehingga belum bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan (karena tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi ilmu pengetahuan – obyek materialnya tidak dapat diindrai).
Ini hanya jawaban saya sendiri saja dan pada kenyataannyan dalam mata kuliah ini saya mendapat nilai yang memuaskan.Ok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar