Rabu, 14 Oktober 2009

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.     Pengertian Ilmu Kalam

1.      Ilmu kalam menurut Musthofa Abdul Razaq

إن هذا العلم يعتمد على البراهين العقلية فيما يتعلق بالعقائد الإيمانية أي البحث في العقائد الإسلامية اعتمادا على العقل

Ilmu ini(ilmu kalam) yang berkaitan dengan aqidah imani ini sesungguhnya di atas argumentasi-argumentasi rasional, atau ilmu yang berkaitan ilmu yang berkaitan dengan kaidah islami ini bertolak atas bantuan nalar.

 

2.      Ilmu kalam menurut Al Farabi

اَلْكَلاَمُ عِلْمٌ يَبْحَثُ فِيْهِ عَنْ ذَاتِ اللهِ تَعَالَى وَ صِفَاتِهِ وَ أَحْوَالِ اَلْمُمْكَنَاتِ مِنَ المَبْدَاءِ وَ المَعَادِ عَلَى قَانُوْنِ الإِسْلاَمِ وَ القَيْدِ الأَخِيْرِ لِإِخْرَاجِ العِلْمِ الإِلَهِيِّ لِلْفِلاَسِفَةِ...

Ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang munkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis.

 

3.      Ilmu kalam menurut Ibnu Khaldun

هُوَ عِلْمُ يَتَخَمَّنُ الحُجَّاجَ عَنِ الْعَقَائِدِ الإِِيْمَانِيَّةِ بِالأَدَلَّةِ الْعَقْلِيَّةِ

Ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung argumentasi tentang aqidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.

 

Apabila memperhatikan definisi ilmu kalam di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu kalam adalh ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika atau filsafat, secara teoritis aliran salaf tidak dapat di masukkan ke dalam aliran ilmu kalam, sebab aliran ini(aliran salaf) dalam masalah-masalah ketuhanan tidak menggunakan argumentasi filsafat atau logika. Aliran ini cukup dimasukkan ke dalam aliran ilmu tauhid atau ilmu ushuluddin atau fiqhul akbar.

 

B.     Nama-nama Lain dari Ilmu Kalam

Ilmu kalam dapat disebut dengan beberapa nama, antara lain :

1.      Ilmu Ushuluddin

Ilmu yang membahas tentang pokok-pokok agama.

 

2.      Ilmu Tauhid

Ilmu yang membahas tentang keesaan Allah swt dan di dalamnya juga mengkaji tentang asma’(nama-nama) dan af’al(perbuatan-perbuatan) Allah yang wajib, mustahil, dan jaiz, juga sifat yang wajib, mustahil dan jaiz bagi rasul-Nya. Ilmu tauhid sendiri sebenarnya membahas keesaan Allah swt dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya.

 

3.      Fiqh al Akbar (  فقه الأكبر )

Abu Hanifah menyebut ilmu kalam ini dengan fiqh al akbar, menurut presepsinya, hukum islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas dua bagian, yaitu Fiqh al Akbar yang membahas keyakinan atau pokok-pokok agama (ilmu tauhid), dan Fiqh al Ashghar yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya cabang saja.

 

4.      Teologi Islam

Reese mengatakan teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan.

 

C.     Obyek Ilmu Kalam

1.      Tuhan, hakekat dan sifat-sifatnya, serta hubungannya dengan manusia dan alam semesta.

2.      Fakta-fakta dan gejala-gejala agama(pengetahuan tentang agama)

 

D.     Metode dan Sumber-sumber Ilmu Kalam

1.      Al Quran

Sebagai sumber ilmu kalam, al Quran benyak menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan masalah ketuhan, diantaranya adalah :

A.     Q.S. al Ikhlas (112) : 3-4

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,(3)Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.(4)

Ayat ini menunjukkan bahwa tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada sesuatu apapun di dunia ini yang tampak sekutu(sejajar) dengan-Nya.

 

B.     Q.S. asy Syura (42) : 7

Demikianlah kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. segolongan masuk surga, dan segolongan masuk jahannam.(7)

 Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apaun di dunia ini, Ia maha Mendengar dan maha Mengetahui.

 

C.     Q.S. al Furqan (25) : 59

 Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) yang Maha pemurah, Maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.(59) 

Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan yang maha penyayang bertahta di atas ‘Arsy’ Ia pencipta langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya.

 

 

2.      Hadits

Hadits Nbi saw pun banyak membicarakan masalh-masalah yang membahas ilmu kalam. Ada beberapa hadits yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan ilmu kalam, diantaranya adalah :

 

Hadits yang dari Abdullah bin Umar. Ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda “Akan menimpa umatku apa yang menimpa bani israil. Bani israil telah terpecah belah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan saja”.”Siapa mereka itu wahai rasulullah?”tanya para sahabat, rsulullah menjawab “mereka adalah yang mengikuti jejakku dan sahabt-sahabtku”

 

Keberadaan hadits yang berkaitan dengan perpecahan umat seperti tersebut di atas, pada dasrnya merupakan prediksi Nabi dengan melihat yang tersimpan di dalam hati para sahabatnya. Hadits tersebut dimaksudkan sebagai peringatan bagi para sahabat dan uamt nabi tentang bahayanya perpecahan dan pentingnya persatuan.

 

3.      Pemikiran Manusia

Bentuk kongkret penggunaan pemikiran islam sebagai sumber ilmu kalam adalh ijtihad yang dilakukan para mutakallim dalam persoalan-persoalan tertentu yang tidak ada penjelasannya dalam al quran dan hadits.

 

4.      Insting

Kepercayaan adanya tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama, dan keberadaan mitos merupakan asal usul agama dikalangan orang primitif yang menybabkan timbulnya animisme dan atau dinamisme.

 

BAB III

PENUTUP

 

A.     Kesimpulan

1.      Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika/filsafat.

2.      Ilmu kalam disebut juga ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al akbar, dan teologi islam.

3.      obyek ilmu kalam adalah semua tentang Tuhan dan agama.

4.      Sumber-sumber ilmu kalam meliputi: al Quran, hadits, pemikiran manusia, dan insting.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anwar, Rosihon.2007.Ilmu Kalam.Bandung: Pustaka Setia

Ghurabi.al Tarikh al Farq al Islamiyah Wa Nasatu Ilmu Kalam Inda al Muslimin.Mesir: Maktabah Muhammad Ali Shabih Wa auladuh

Sahal, Muktafi dkk.1999.Teologi Islam Modern.Surabaya: Gita Media press


Makalah ini disusun oleh Dhani F.A. dan Hidayatul W. guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu kalam smt I Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Usuhluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya t.a. 2008/2009

Jumat, 04 September 2009

Contoh Cover 2

Cabang-cabang Ilmu Filsafat
‎(Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi)‎


Makalah
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Filsafat




Oleh:‎

Dhani F.A.
NIM. E3120xxxx‎


Dosen Pengampu :‎
Drs.Tasmuji,M.Ag‎
NIP. 150xxxxxx‎



JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
‎2008

Nb. Nama pembuat makalah diberi garis bawah untuk memisahkannya antara NIM. begitu pula pada nama dosen pengampu.



Contoh Cover Makalah

Pengantar Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya ‎Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial Dasar(ISD)‎

Makalah ‎
‎ Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah IAD, IBD, dan ISD







‎1.‎ Dhani F.A.                           NIM. E3120xxxx‎
‎2.‎ Hidayatul W.                      NIM. E3220xxxx‎



Dosen Pengampu :‎
Drs.H.Hamzah Tualeka Zn,M.Ag
NIP. 150xxxxxx‎



JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
‎2008


Nb. Nama pembuat makalah ditulis lengkap & pada nama dosen pengampu diberi garis bawah untuk memisahkan antara NIP. dan nama dosen





Pengantar Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya ‎Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial Dasar(ISD)‎

Makalah ini dibuat oleh Dhani F.A. dan Hidayatul Wahidah guna memenuhi tugas mata kuliah IAD, IBD, dan ISD pada jurusan Perbandingan Agama semester I t.a. 2008/2009

BAB I
PENDAHULUAN


A.‎ Latar Belakang Masalah
Saat ini, banyak sekali orang yang kurang mengerti dengan Ilmu Alamiah ‎Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial Dasar(ISD), padahal Ilmu ‎Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial Dasar(ISD) ‎merupakan ilmu yang sangat penting yang banyak membahas tentang hubungan ‎manusia dengan alam(IAD),produk/karya(cipta, rasa, karsa) manusia – ekspresi ‎manusia(IBD), hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan ‎lingkungannya(ISD).‎
Di sampning itu, makalh ini kami tujukan untuk melenkapai tugas makalah ‎mata kuliah ilmu kalam I.‎

B.‎ Rumusan Masalah
‎1.‎ Apa pengertian Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), dan ‎Ilmu Sosial Dasar(ISD) ?‎
‎2.‎ Apa tujuan Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), dan Ilmu ‎Sosial Dasar(ISD) ?‎
‎3.‎ Apa ruang lingkup Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), dan ‎Ilmu Sosial Dasar(ISD) ?‎
‎4.‎ Apa urgensi Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), dan Ilmu ‎Sosial Dasar(ISD) ?‎

C.‎ Tujuan
‎1.‎ Untuk mengatahui pegertian dari Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya ‎Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial Dasar(ISD).‎
‎2.‎ Untuk mengetahui tujuan Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya ‎Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial Dasar(ISD).‎
‎3.‎ Untuk mengetahui ruang lingkup Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya ‎Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial Dasar(ISD).‎
‎4.‎ Untuk mengetahui urgensi Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya ‎Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial Dasar(ISD).‎


BAB II
PEMBAHASAN


A.‎ Pengertian Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial ‎Dasar(ISD)‎

1.‎ Pengertian Ilmu Alamiah Dasar(IAD)‎
Ilmu alamiah dasar(IAD) adalah suatu program pembelajaran baru yang ‎dikembangkan di perguruan tinggi. Pengembangan nya bersifat dinamis yang dapat ‎mendukung perkembangan teknologi yang pada akhirnya mampu meningkatkan ‎kesejahteraan manusia, namun jika ilmu itu tidak darahkan pemanfaatannya justru ‎akan merugikan manusia, bahkan bias menghancurkan peradaban manusia itu ‎sendiri. ‎
Dalam al Quaran surat Yunus ayat 10 Allah swt berfirman:‎

.......(ditulis arabnya).......

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam ‎enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. ‎tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) ‎yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu ‎tidak mengambil pelajaran? (Q.S. Yunus 3)‎


2.‎ Pengertian Ilmu Budaya Dasar(IBD)‎
Ilmu budaya dasar(IBD) adalah suatu ilmu yang diberikan sebagai ‎pelengkap pembentukan sarjana paripurna, yang mampu memecahkan persoalan ‎yang timbul dalam lingkungan masyarakat yang merupakan unsur penting dalam ‎proses pembangunan suatu bangsa.‎


3.‎ Pengertian Ilmu Sosial Dasar(ISD)‎
Ilmu social dasar(ISD) adalah suatu program pembelajaran baru yang ‎dikembangkan di perguruan tinggi. Pengembangan ISD ini sejalan dengan realisasi ‎perkembangan ide dan pembaruan system pendidikan yang bersifat dinamis dan ‎inovatif. ISD ini dipergunakan dalam pendekatan sekaligus sebagai sarana jalan ‎keluar untuk mencari pemecahan masalah social yang berkembang dalam kehidupan ‎masyarakat.‎
Dalam al Quran surat al Hujurat ayat 13 Allah swt berfirman:‎

.......(ditulis arabnya).......

Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan ‎seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku ‎supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia ‎diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. ‎Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S. al Hujurat 13)‎

B.‎ Tujuan Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial ‎Dasar(ISD)‎

1.‎ Tujuan ilmu alamiah dasar(IAD)‎
Tujuan umum ilmua alamiah dasar(IAD) adalah untuk memecahkan ‎masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin ‎dihadapi manusia, dengan kata lain untuk menguasai, mengendaliakan, serta ‎memanfaatkan alam. ‎


2.‎ Tujuan Ilmu Budaya Dasar(IBD)‎
Tujuan umum ilmu budaya dasar(IBD) ialah mengembangkan ‎kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan berpikirnya, baik yang ‎menyangkut diri sendiri maupun yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya.‎


Untuk menjangkau tujuan tersebut, ilmu budaya dasar(IBD) diharapkan ‎dapat:‎
a.‎ Menajamkan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga ‎mereka mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, ‎utamanya untuk kepentingan profesi mereka.‎
b.‎ Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan ‎mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan ‎daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut ‎kebudayaan dan budaya.‎
c.‎ Mengusahakan agar para mahasiswa, contoh pemimpin bangsa dan ahli di ‎bidang masing-masing, tidak jatuh dalam sifat-sifat kedaerahan dan ‎pengotaan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi kerena ruang lingkup ‎pendidikan kita sangat sempit dan cenderung menghasilkan manusia ‎spesialis yang berpandangan kurang luas, mata kuliah ini berusaha ‎menambah kemampuan mahasiswa untuk menaggapi nilai-nilai dan ‎masalah dalam masyarakat lingkungan mereka khususnya dan masalah ‎serta nilai umumnya tanpa terlalu terikat oleh disiplin ilmu mereka.‎
d.‎ Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi kita agar mereka ‎mampu berdialog satu dan lainnya. Dengan memiliki bekal yang sama, ‎para akademisi diharapkan lebih lancer dalam berkomunikasi, kalau cara ‎berkomunikasinya sudah baik, langkah selanjutnya adalah memperlancar ‎pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang keahlian. Meskipun ‎penting, spesialisasi yang terlalu sempit membuat dunia seorang sarjana ‎menjadi semakin sempit. Masyarakat yang percaya terhadap pentingnya ‎modernisasi tidak dapat dimanfaatkan secara penuh sarjana seperti itu ‎sebab proses modernisasi memerlukan orang yang berpandangan luas.‎

Sesuai dengan materi yang disajikan dalam makalah ini, maka tujuan ilmu ‎budaya dasar(IBD) secarah keseluruhan ialah:‎
a.‎ Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu budaya ‎dasar(IBD).‎
b.‎ Mahasiswa mengetahui dan memahami arti kasih saying, kemesraan, dan ‎pemujaan.‎
c.‎ Mahasiswa mengetahui dan memahami arti keindahan.‎
d.‎ Mahasiswa mengetahui dan memahami arti penderitaan.‎
e.‎ Mahasiswa mengetahui dan memahami arti keadilan bagi kehidupan ‎manusia.‎
f.‎ Mahasiswa mengetahui dan memahami arti pandangan hidup.‎
g.‎ Mahasiswa mengetahui dan memahami arti tanggung jawab bagi ‎kehidupan manusia.‎
h.‎ Mahasiswa dapat mengetahui tentang seluk beluk kegelisahan ‎hubunganya dengan kehidupan manusia.‎
i.‎ Mahasiswa mengetahui seluk-beluk harapan dalam kehidupan.‎

Dapat diperinci secara singkat bahwa tujuan ilmu budaya dasar(IBD) ‎ialah:‎
a.‎ Menjadikan mahasiswa lebih peka dan terbuka terhadap masalah ‎kemanusiaan dan budaya, serta lebih bertanggung jawab terhadap ‎masalah-masalah tersebut.‎
b.‎ Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang ada dalam kehidupan ‎masyarakat, hormat-menghormati serta memiliki simpati pada nilai-nilai ‎lain yang hidup pada masyarakat.‎
c.‎ Mengembangkan daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan daya ‎kebudayaan.‎
d.‎ Menambah kemampuan mahasiswa untuk menaggapi masalah nilai ‎budaya dalam masyarakat Indonesia dan dunia tanpa harus terpikat oleh ‎disiplin mereka.‎
e.‎ Mahasiswa mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang ‎membangun.‎
f.‎ Memenuhi tuntunan dari Tridarma perguruan tinggi, khususnya darma ‎pendidikan.‎

3.‎ Tujuan Ilmu Sosial Dasar(ISD)‎
Tujuan dari ilmu social dasar(ISD) adalah untuk mencari pemecahan ‎masalah kemasyarakatan melalui interdisipliner maupun multidisipliner ilmu-ilmu ‎social.‎

C.‎ Ruang Linkup dan Urgensi Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), ‎dan Ilmu Sosial Dasar(ISD)‎

1.‎ Ruang Lingkup dan Urgensi Ilmu Alamiah Dasar(IAD)
a.‎ Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar(IAD):‎
‎1)‎ Kelahiran alam semesta
‎2)‎ Tata surya
‎3)‎ Bumi
‎4)‎ Perkembagan variebilitas makhluk hidup
‎5)‎ Asal mula kehidupan di bumi

b.‎ Urgensi Ilmu Alamiah Dasar(IAD)‎
Untuk mengetahui hukum alam beserta keteraturannya, untuk ‎mengetahui cikal bakal ilmu alam, untuk mengetahui perkembangan ilmu ‎alam. Dan pada akhirnya manusia dapat memanfaatkan alam semaksimal ‎mungkin dan melestarikannya.‎

2.‎ Ruang Lingkup dan Urgensi Ilmu Budaya Dasar(IBD)‎
Bertitik tolak dari kerangka tujuan, ruang lingkup kajian mata kuliah ilmu ‎budaya dasar(IBD) meliputi:‎
a.‎ Berbagai aspek kehidupan yang mengunkapkan masalah kemanusiaan ‎dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan ‎budaya(the humanities), baik dari segi keahlian(disiplin) di dalam ‎pengetahuan budaya, maupun gabungan berbagai disiplin dalam ‎pengetahuan budaya.‎
b.‎ Hakikat manusia yang satu atau universal, tetapi perwujudannya dalam ‎kebudayaan setiap zaman dan tempat. Dalam menghadapi lingkungan ‎alam, sosial, dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-‎kesamaan, tetapi juga ketidakseragaman, sebagaimana ekspresinya dalam ‎berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran, perasaan, dan tingkah laku.‎

Dengan menilik kedua masalah pokok di atas, tampaklah bahwa mnusia ‎menempati posisi sentral dalam pengkajian, manusia tidak saja sebagai subyek, ‎melainkan sekaligus sebagai obyek pengkajian, bagaimana hubungan manusia ‎dengan alam, sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana ‎pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam ilmu budaya ‎dasar(IBD).‎
Kedua masalah pokok tersebut, masih memerlukan penjabaran lebuh ‎lanjut, rumusan masalah yang akan dikaji dalam limu budaya dasar(IBD) ‎diformasikan ke dalam suatu tema, yaitu manusia sebagai makhluk budaya, tema ini ‎dikembangkan lebih lanjut dalam beberapa pokok bahsan, yaitu:‎
a.‎ Latar belakang ilmu budaya dasar(IBD)‎
b.‎ Konsepsi ilmu budaya dasar(IBD) dalam kesusastraan, seni rupa, dan seni ‎musik
c.‎ Ilmu budaya dasar(IBD) dalam agama
d.‎ Ilmu budaya dasar(IBD) dalam filsafat
e.‎ Ilmu budaya dasar(IBD) dalam keindahan
f.‎ Ilmu budaya dasar(IBD) dalam hubungan manusia dan cinta kasih, ‎penderitaan, dan keadilan
g.‎ Manusia dan pandangan hidup
h.‎ Manusia dan tanggung jawab
i.‎ Manusia dan kegelisahan, ketentraman
j.‎ Manusia dan harapan

Dari pengembangan masalah tersebut, tampak orientasi bahwa dalam ‎ilmu budaya dasar(IBD) tidak terlepas dari masalah masalah manusia dan ‎kebudayaannya.‎
Kesepuluh pokok bahasan di atas pada dasarnya termasuk karya yang ‎mencangkup dalam pengetahuan budaya(the humanities), sebagaimana telah ‎dikemukakan, semua okok bahasan itu ditujukan untuk mendekati masalah yang ‎akan dikaji dalam ilmu budaya dasar(IBD), baik secara sendiri-sendiri maupun ‎gabungan antar bidang, perwujudan cinta kasih, misalnya, terdapat dalam karya ‎sasra, tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya, yang semuanya ‎merupakan benda-benda budaya. Untuk itu, pokok bahasan mengenai manusia dan ‎cinta ksih dapat didekati dengan menggunakan karya-karya tersebut.‎
Dengan penyusunan semacam itu, mahasiswa diharapkan lebih mudah ‎mengidentifikasi dirinya dengan masalah yang didiskusikan sesuai dengan ‎pengalaman hidup manusia.‎



3.‎ Ruang Lingkup dan Urgensi Ilmu Sosial Dasar(ISD)‎
Berpangkal pada tujuan di atas, ada 2 masalah yang dapat dipakai sebagai ‎bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah ilmu ‎sosial dasar(ISD), yaitu:‎
a.‎ Ada berbagai aspek pada kenyataan yang merupakan suatu masalah ‎sosial. Biasanya, masalah sosial dapat ditanggapi dengan pendekatan ‎yang berbeda-beda pula, baik sebagi pendekatan tersendiri, maupun ‎gabungan(antar bidang).‎
b.‎ Adanya berbagai golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang ‎masing-masing mempuyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola ‎pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri, tetapi memiliki banyaknya ‎persamaan yang menyebabkan adanya pertentangan maupun hubungan-‎hubungan setia kawan dan kerja sama dalam masyarakat itu.‎

Berdasarkan ruang lingkup kajian tersebut, masih diperlukan penjabaran ‎lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan, yaitu dalam beberapa pokok ‎bahasan/urgensi-urgensi dan sub pokok bahasan.‎
Berdasarkan konsorsium antar bidang, perkuliahan ilmu sosial dasar(ISD) ‎dibagi dalam delapan poko bahasan, sehingga mahasiswa diharapkan:‎
a.‎ Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan ‎dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.‎
b.‎ Mempelajari dan menyadari adnya masalah-masalah individu, keluarga, ‎dan masyarakat.‎
c.‎ Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara.‎

BAB III
PENUTUP


A.‎ Kesimpulan
‎1.‎ Ilmu alamiah dasar(IAD) adalah ilmu yang membahas hubungan manusia ‎dengan alam.‎
‎2.‎ Ilmu budaya dasar(IBD) adalah ilmu yang membahas produk/karya(cipta, ‎rasa, karsa) manusia.‎
‎3.‎ Ilmu sosial dasar(ISD) adalah ilmu yang membahas hubungan manusia ‎dengan manusia serta manusia dengan lingkungan.‎
‎4.‎ Tujuan Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial ‎Dasar(ISD) adalah agar manusia lebih mudah dalam menjalani kehidupan di ‎dunia(alam) ini.‎
‎5.‎ Ruang lingkup ilmu alamiah dasar(IAD) adalah alam semesta.‎
‎6.‎ Ruang lingkup ilmu budaya dasar(IBD) adalah produk/karya manusia.‎
‎7.‎ Ruang lingkup ilmu sosial dasar(ISD) adalah manusia dan lingkungannya.‎

B.‎ Saran
‎1.‎ Diharapkan mahasiswa yang maupun masyarakat luas yang telah memahami ‎Ilmu Alamiah Dasar(IAD), Ilmu Budaya Dasar(ISD), dan Ilmu Sosial ‎Dasar(ISD) untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.‎

DAFTAR PUSTAKA

Mawardi dkk.2007.Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dan Ilmu Sosial ‎Dasar(IAD – IBD – ISD).Bandung: Pustaka Setia‎
Yahya, Harun.2003.Penciptaan Alam Raya.Bandung: Cikutra‎
Abdalati, Hammudah.1986.Islam Suatu Kepastian.Riyadh: National Offset ‎Printing Press

Logo/lambang Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama (HMJ - PA) IAIN Sunan Ampel Surabaya

Kamis, 03 September 2009

Contoh Kata Pengantar Makalah (MSI - PA smt. I t.a. 2008/2009)

Kata Pengantar

          Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan ‎hidayah-Nya serta menganugerahkan tetesan ilmu, kesehatan, dan kekuatan ‎sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pokok-pokok ‎Ajaran Islam: Syari’ah dan Akhlak”.‎
          Dalam makalah ini, penulis mengalami kesulitan dalam mendapatkan ‎sumber-sumber materi penunjang yang dapat menunjang terselesainya makalah ‎ini. Akan tetapi hal itu bukanlah penghalang bagi kami untuk menyelesaikan ‎makalah ini, justru bagi kami itu adalah tantangan yang harus bisa dituntaskan ‎dengan cepat dan tepat. Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu ‎Wiwik Setiyani, M.Ag selaku dosen pengampu dalam penyusunan makalah ini.‎
          Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh ‎dari sempurana, baik ditinjau dari segi isi, metodologi penulisan, maupun ‎analisanya.Oleh karena itu, saran dan kritik penulis harapkan sebagai perbaikan ‎dari makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.‎


Surabaya, 05 November 2008‎



Penulis

Logo IAIN Sunan Ampel Surabaya (Berwarna)

Logo IAIN Sunan Ampel Surabaya (Hitam Putih)

Rabu, 29 Juli 2009

Makalah Mata Kuliah Pengantar Filsafat Semester I t.a. 2008/2009

CABANG-CABANG ILMU FILSAFAT
Oleh Dhani F.A.

‎1.‎ Ontologi

A.‎ Definisi

‎1)‎ Menurut KBBI: Cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan ‎hakikat hidup.‎
‎2)‎ Secara etimologi: dari bahasa Yunani, yaitu: on, ontos (ada, ‎Keberadaan) dan logos (studi, ilmu tentang). – ilmu tentang hakekat.‎
‎3)‎ Studi tentang ciri-ciri esensial(mendasar) dari Yang Ada dalam ‎dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-hal yang ada secara ‎khusus.‎
‎4)‎ Cabang filsafat yang mempersoalkan masalah ada, dan meliputi ‎persoalan seperti apakah artinya ada, apakah golongan-golongan dari ‎yang ada?, apakah sifat dasar kenyataan, dan hal ada yang terakhir? ‎Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas(wujud) dari ‎kategori logis dapat dikatakan ada?‎ ‎ ‎

B.‎ Pembahasan

Persoalan dalam dalam keberadaan menurut Ali Mudhofir ‎‎(1996) ada tiga pandangan, yang masing-masing menimbulkan aliran ‎yang berbeda. Tiga segi pandangan itu adalah sebagai berikut.‎

‎1)‎ Keberadaan dipandang dari segi jumlah(kuantitas)‎
Keberadaan dipandang dari segi jumlah(kuantitas), artinya ‎berapa banyak kenyataan yang paling dalam itu. Pandangan ini ‎melahirkan beberapa aliran filsafat sebagai jawabannya, yaitu sebagai ‎berikut.‎

a.‎ Monisme – pandangan bahwa semesta itu merupakan satu satuan ‎tunggal atau pandangan bahwa materi dan alam pikiran itu satu.‎
b.‎ Dualisme (serba dua) – paham bahwa dalam kehidupan ini ada ‎dua prinsip yang saling bertentangan (seperti ada kebaikan ada ‎pula kejahatan, ada terang ada gelap).‎
c.‎ Pluralisme (serba banyak) – aliran yang tidak mengakui adanya ‎satu substansi atau dua substansi melainkan banyak substansi. ‎

‎2)‎ Keberadaan dipandang dari segi sifat(kualitas)‎
‎ Keberadaan dipandang dari segi sifat(kualitas) menimbulkan ‎beberapa aliran sebagai berikut.‎

a.‎ Spiritualisme – aliran filsafat yang mengutamakan rohanian atau ‎ajaran yang menyatakan bahwa kenyataa yang terdalam adalah rh ‎‎(Pneuma, Nous, Reason, Logos), yakni roh yang mengisi dan ‎mendasari seluruh alam. Spiritualisme dalam arti ini dilawankan ‎dengan materialisme.‎
b.‎ Materialisme – pandangan hidup yang mencari dasar segala ‎sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam ‎kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu ‎yang mengatasi alam indra atau pandangan yang menyatakan ‎bahwa tidak ada sesuatu yang nyata kecuali materi.‎

‎3)‎ Keberadaan dipandang dari segi proses, kejadian, atau perubahan
Aliran yang berusaha menjawab persoalan ini adalah

a.‎ Mekanisme – menyatakan bahwa semua gejala dapat dijelaskan ‎berdasarkan asas-asas mekanik(mesin). Semua peristiwa adalah ‎hasil dari materi yang bergerak dan dapat dijelaskan menurut ‎kaidahnya.‎
b.‎ Teleologi(serba-tujuan) – teori atau ajaran bahwa semua ‎kejadian(setiap gejala) terarah pada suatu tujuan atau bahwa yang ‎berlaku dalam kejadian alam bukanlah kaidah sebab akibat, akan ‎tetapi sejak semula memang ada sesuatu kemauan atau kekuatan ‎yang mengarahkan alam ke suatu tujuan.‎
c.‎ Vitalisme(finalisme) – memandang bahwa kehidupan tidak dapat ‎sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi, karena hakikatnya ‎berbeda dengan yang tidak hidup.‎

‎2.‎ Epistemologi

A.‎ Definisi

‎1)‎ Menurut KBBI: cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-‎batas pengetahuan.‎
‎2)‎ Secara etimologi: dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan, ilmu ‎pengetahuan) dan logos (pengetahuan, informasi) – pengetahuan ‎tentang pengetahuan atau teori pengetahuan yang benar ‎ (theory of ‎knowledge).‎
‎3)‎ Cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, ‎metode, dan sahnya (validitas) pengetahuan (Ali Mudhofir, 1997 : ‎‎66).‎

B.‎ Pembahasan

Dalam epistemologi yang dibahas adalah objek pengetahuan, ‎sumber, dan alat untuk memperoleh pengetahuan, kesadaran dan metode, ‎validitas pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan.‎
Terdapat tiga persoalan pokok dalam bidang ini: (1) apakah ‎sumber-sumber pengetahuan itu? Dari manakah pengetahuan yang benar ‎itu datang dan bagaimana kita mengetahui? Ini adalah persoalan tentang : ‎apa yang kelihatan versus hakikatnya(reality). (3) Apakah pengetahuan ‎kita ini benar (valid)? Bagaimana kita dapat membedakan yang benar dari ‎yang salah? Ini adalah tentang mengkaji kebenaran atau verifikas ‎‎(Purwadi, 2007, hal. 12).‎
Secara garis besar, ada dua aliran pokok dalam epistemologi. ‎Pertama adalah idealisme atau lebih populer dengan sebutan rasionalisme, ‎yaitu suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal, ‎idea, category, form, sebagai sumber ilmu pengetahuan. Di sini peran ‎panca indra dinomorduakan, sedangkan aliran yang kedua adalah ‎realisme atau empirisme yang lebih menekankan peran ilmu pengetahuan. ‎Di sini peran akal dinomorduakan (Purwadi, 2007, hal. 12).‎

‎3.‎ Aksiologi

A.‎ Definisi

‎1)‎ Secara etimologi: dari bahasa Yunani axio (layak, pantas) dan logos ‎‎(ilmu, studi mengenai) – ilmu tentang nilai‎
‎2)‎ Menurut KBBI: kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia ‎atau kajian tentang nilai, khususynya etika.‎
‎3)‎ Ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai pada umumnya, ‎ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan (Supadjar, 1992 : 108).‎
‎4)‎ Aksiologi merupakan analisis nilai-nilai. Maksud dari analisis ini ‎ialah membatasi arti, ciri-ciri, asal, tipe, kriteria dan status ‎epistemologis dan nilai-nilai itu.‎
‎5)‎ Aksiologi merupakan studi yang menyangkut teori umum tentang ‎nilai atau suatu studi yang menyangkut segala yang bernilai.‎

B.‎ Pembahasan

Aksiologi meliputi nilai-nilai(values) yang bersifat normatif ‎dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana ‎kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, ‎seperti kawasan sosial, kawasan simbolik, ataupun fisik material. Lebih ‎dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu ‎conditio sine quanon yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam ‎melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu (Purwadi, 2007, ‎hal. 12-13)‎



DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka‎
Bagus, Lorens.2005.Kamus Filsafat.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama‎
Purwadi.2007.Filsafat Jawa.Yogyakarta: Cipta Pustaka‎
Surajiyo.2007.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.Jakarta: Bumi Aksara

UTS Smt II t.a. 2008/2009 (Take Home)

MATA KULIAH ‎: FILSAFAT ILMU‎
JURUSAN/SEMESTER ‎: PERBANDINGAN AGAMA/II‎
DOSEN ‎: AHMAD ZAINUL HAMDI‎
MAHASISWA ‎: DHANI F. A.


Soal

1.‎ Menurut anda, apakah ada kebenaran wahyu yang bersifat mutlak? Jelaskan!‎
2.‎ Apakah yang disebut sebagai benar? Jelaskan berdasarkan kriteria kebenaran!‎
3.‎ Kaitkan kriteria kebenaran yang anda gunakan untuk menjawab nomor 2 dengan tiga aliran ‎utama dalam epistemologi!‎
4.‎ Apakah ilmu tentang ketuhanan (teologi) bisa dianggap sebagai ilmu pengetahuan? Jelaskan!‎

Jawaban

1.‎ Tidak, karena wahyu, Tuhan dan agama adalah bersifat keyakinan. Jadi tinggal bagaimana ‎seseorang bisa menyikapinya, sebagaimana menurut kita yang beragama Islam, bahwa agama ‎Islam adalah yang paling benar, akan tetapi bagi mereka yang beragama kristen akan ‎menganggap dan menyatakan bahwa kristen adalah yang paling benar. Dan itu semua hanya ‎bersifat keyakinan dan pilihan saja bagi kita untuk dijadikan pegangan atau keyakinan.‎
2.‎ Menurut teori korespondensi, kebenaran adalah yang berkesesuaian dengan fakta, yang ‎berselaras dengan realitas, yang serasi (correspondens) dengan situasi aktual. Contoh: “Dhani adalah mahasiswa jurusan PA semester II t.a. 2008/2009”. Pernyataan itu benar ‎karena Dhani memang mahasiswa jurusan PA semester II t.a. 2008/2009. ‎Kebenarannya terletak pada hubungan antara pernyataan dan kenyataan. ‎
Menurut teori koheren, kebenaran adalah kebenaran yang didukung. Maksudnya adalah suatu ‎pernyataan yang didukung dan diakui oleh orang banyak. Dan pernyataan yang dinyatakan ini ‎tahan uji dengan teori-teori baru (pernyataan kebenaran) sesudahnya. Contoh: “3 X 3 = 32 = 9 ‎‎(tiga kali tiga sama dengan tiga kuadrat sama dengan sembilan)” pernyataan ini benar dan ‎diakui oleh orang banyak dan hingga detik ini tidak ada yang menyangkal pernyataan ini, maka ‎pernyataan ini benar (karena didukung oleh orang banyak dan tahan uji/verivikasi).‎
Menurut teori pragmatisme, sesuatu yang benar adalah sesuatu yang berdampak positif bagi ‎manusia. Adapun batu ujian kebenaran dari teori pragmatisme ini adalah kegunaan, dapat ‎dikerjakan, akibat atau pengaruhnya yang memuaskan. Contoh: Tuhan dalam agama menurut ‎penganut teori pragmatisme, kebenarannya bukan terletak pada keberadaan Tuhan yang ‎disembah dalam agama, melainkan dampak/efek dari Tuhan dalam agama yang positif bagi ‎kehidupan manusia, sebab dengan adanya agama kehidupan manusia akan berlangsung secara ‎tertib dan jiwanya akan tenang.‎
3.‎ Tiga aliran utama dalam epistemologi adalah: empirisme, raiolnalisme, dan kritisisme. ‎
Empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa empiri atau pengalamanlah yang menjadi ‎sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun yang lahiriah dan akal (rasio) ‎bertugas mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang diterapkan ‎dalam aliran ini adalah metode induksi, dan menganut teori kebenaran korespondensi. Tokoh ‎aliran ini antara lain: John Locke, dan David Hume
Rasionalisme adalah aliran yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan ‎yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) dan pengalaman hanya dapat dipakai untuk ‎meneguhkan pengetahuan yang didapatkan oleh akal. Metode yang diterapkan dalam ‎empirisme adalah metode deduktif, dan menganut teori kebenaran koherensi. Tokoh dari aliran ‎ini antara lain: Rene Descrates, dan Plato.‎
Kritisisme adalah adalah perpaduan dari aliran empirisme dan rasionalisme yang berpendapat ‎bahwa kebenaran adalah sesuatu yang memiliki efek positif bagi kehidupan manusia, aliran ini ‎menganut teori kebenaran pagmatisme. Tokoh dalam aliran ini antara lain: Immanmuel Kant.‎
4.‎ Sebuah ilmu paling tidak harus memiliki obyek formal (metode) dan obyek material (yang ‎dapat diindrai). Selain itu akan disebut ilmu pengetahuan manakala terdiri dari gabungan rasio ‎‎(akal) dan data indrawi. Dan ilmu pengetahuan haruslah obyektif dan verivikatif. Teologi ‎mempunyai obyek material yaitu Tuhan, yang mana Tuhan ini sebenarnya hanya berlaku bagi ‎mereka yang percaya (yakin – keyakinan), maka untuk verivikasinya akan kesulitan, dan tidak ‎semua orang bisa melakukannya karena Tuhan adalah sesuatu yang tidak dapat diindrai, ‎sehingga belum bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan (karena tidak memenuhi persyaratan ‎untuk menjadi ilmu pengetahuan – obyek materialnya tidak dapat diindrai).‎


Ini hanya jawaban saya sendiri saja dan pada kenyataannyan dalam mata kuliah ini saya mendapat nilai yang memuaskan.Ok

TUGAS MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM JURUSAN PA SMT II T.A. 2008/2009

Permulaan Agama Islam

Dosen: Andi Suwarko, M.Si

Soal

1.‎ Jelaskan kondisi agama, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat arab pra Islam!‎
2.‎ Jelaskan visi dan misi kenabian Muhammad saw!‎
3.‎ Sebutkan ciri-ciri (karakteristik) kepribadian Nabi Muhammad saw!‎
4.‎ Jelaskan strategi penyebaran (dakwah) Islam pada masa Nabi, baik pada periode Mekkah dan ‎Madinah!‎
5.‎ Jelaskan tantangan/kendala/hambatan/ancaman yang dihadapi Nabi Muhammad saw pada saat ‎penyebaran Islam, baik pada periode Mekkah dan Madinah!‎

Jawaban

1.‎ Kondisi agama masyarakat arab pra Islam: ada agama samawi (nasrani – monoteisme, dan ‎yahudi – monoteisme) dan agama ardhi (majusi – monoteisme, animisme – politeisme, dan ‎paganisme – politeisme).‎
Kondisi ekonomi masyarakat arab pra Islam: pada umumnya, masyarakat arab pra Islam ‎memiliki mata pencaharian pedagang, penggembala/ternak, dan tani. Akan tetapi sistem ‎perekonomian pada saat itu menganut sistem riba/rente, sehingga memberatkan masyarakat ‎kecil, selain itu juga mereka mengurangi takaran/timbangan perdagangan.‎
Kondisi politik masyarakat arab pra Islam: ada dua kerajaan super power pada masa itu, ‎yaitu: Romawi dan Persia. Selain itu masyarakat arab adalah bersuku-suku/bani – sangat kental ‎dengan stratifikasi sosial, dan suku/bani yang memiliki status paling tinggi adalah suku/bani ‎Quraisy.‎
Kondisi budaya masyarakat arab pra Islam: perbudakan masih marak dilakukan pada masa ‎itu. Mereka juga melakukan subordinasi wanita. Mereka juga memiliki budaya sastra yang ‎sangat tinggi, tetapi dalam karya satra mereka banyak mengandung maksiat.‎
2.‎ Visi nabi Muhammad saw adalah: menciptakan tatanan masyarakat yang teratur, mengajak ‎untuk mengikuti kepercayaan monotesme/tauhid (Islam), menata akhlak masyarakat agar ‎berakhlak mulia, dan menegakkan keadilan.‎
Misi nabi Muhammad saw: menjadi suri tauladan dalam masyarakat dan berdakwah kepada ‎seluruh masyarakat sekitarnya.‎
‎3.‎ Sifat nabi Muhammad saw yang paling utama adalah: siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), ‎fathonah (pandai/cerdas), dan tabligh (menyampaikan kebenaran). ‎
4.‎ Nabi Muhammad saw berdakwah dengan cara: dakwah keteladanan (role model), berdakwah ‎secara bertahap (gradual) – secara diam-diam/sembunyi-sembunyi (sirriyah) dan secara terbuka ‎‎(jahriyah), membangun pusat/sentral perjuangan (masjid), konsolidasi keumatan ‎‎(mempersaudarakan kelompok-kelompok Islam), perjanjian damai, dan expansi militer untuk ‎berdakwah.‎
5.‎ Karena membawa ajaran baru di tanah arab, banyak para pemuka masyarakat yang tidak terima ‎dengan adanya ajaran ini, khususnya bagi para penganut setia ajaran nenek moyang, dan pada ‎akhirnya para pemuka masyarakat ini memusuhi beliau dan sangat banyak hasutan, celaan, ‎gangguan, dan konspirasi pembunuhan terhadap nabi Muhammad saw.‎

Mata Kuliah Civic Education ‎Jurusan Perbandingan Agama semester II t.a. 2008/2009

OTONOMI DAERAH*

Sistematika Telaah

‎1.‎ Pengertian Otoda
‎2.‎ Mengapa Otoda
‎3.‎ Prinsip Pelaksanaan Otoda.‎
‎4.‎ Daerah Otonom
‎5.‎ Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab dan Kota.‎

Pengertian Otonomi Daerah

Hak, wewenang dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat, sesuai
peraturan per-UU-an.(UU RI no 12‎
thn 2008 tentang Pemerintahan Daerah)‎

Mengapa Otonomi Daerah

 Untuk terciptanya efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan.‎
 Untuk mencegah penumpukkan kekuasaan pada satu pihak saja, yang pada akhirnya ‎dapat menimbulkan tirani.‎
 Supaya ada perhatian penuh yang bertumpu pada kekhususan suatu daerah. ‎
 Supaya ada tindakan pendemokrasian, untuk memberi ruang pada rakyat ikut serta ‎dalam pemerintahan dan melatih diri dalam mempergunakan hak sebagai warga ‎negara.‎

PRINSIP PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

‎1.‎ Memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta potensi dan ‎keanekaragaman daerah.‎
‎2.‎ Otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab.‎
‎3.‎ Otonomi luas dan utuh diletakkan di daerah kab dan kota, otonomi terbatas di ‎daerah provinsi.‎
‎4.‎ Sesuai dengan konstitusi negara, sehingga terjamin hubungan ang serasi antara ‎pusat dan daerah.‎
‎5.‎ Meningkatkan kemandirian daerah otonom.‎
‎6.‎ Meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif/DPRD.‎
‎7.‎ Pelaksanaan asas dekonsentrasi dilaksanakan di daerah provinsi.‎
‎8.‎ Pelaksanaan asas pembantuan dapat dilakukan oleh pemerintah kepada daerah dan ‎desa. ‎

Pengertian Daerah Otonom

Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas wilayah, berwenanng mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
Kepentingan masyarakat setempat, menurut
Prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem NKRI.‎

KEWENANGAN DAERAH KAB-KOTA

‎1.‎ Pendidikan dan kebudayaan ‎
‎2.‎ Kesehatan. ‎
‎3.‎ Perdagangan dan industri ‎
‎4.‎ Penanaman modal
‎5.‎ Koperasi
‎6.‎ Pertanahan.‎
‎7.‎ Pertanian.‎
‎8.‎ Tenaga Kerja.‎
‎9.‎ Lingkungan Hidup.‎
‎10.‎ Pekerjaan Umum.‎
‎11.‎ Perhubungan.‎

KEWENANGAN DAERAH PROVINSI

‎1.‎ Kewenangan yang bersifat lintas Kabupaten dan kota, seperti pekerjaan umum, ‎perhubungan, kehutanan, perkebunan.‎
‎2.‎ Kewenangan lautan yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan ‎pengelolaaan kekayaan laut.‎
‎3.‎ Kewenangan pemerintahan lainya yaitu: ‎
a) perencanaan dan pengendalian pembangunan regional secara makro.‎
b) Pelatihan bidang alokasi sumber daya manusia potensial.‎
c) Penelitian yang mencakup wilayah provinsi.‎
d) Pengelolaan pelabuhan regional.‎
e) Pengendalian lingkungan hidup.‎
f) Promosi dagang dan budaya/pariwisata.‎
g) Penanganan penyakit menular.‎
h) Perencanaan tata ruang provinsi.‎
‎4.‎ Kewenangan yang tidak/belum dpat ditangani daerah kabupaten dan kota ‎diserahkan kepada provinsi dengan pernyataan dari daerah kab dan kota tersebut.‎

KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT

‎1.‎ Pertahanan dan keamanan
‎2.‎ Hubungan luar negeri.‎
‎3.‎ Peradilan.‎
‎4.‎ Moneter dan fiskal.‎
‎5.‎ Agama.‎
‎6.‎ Urusan yang lebih efesien ditangani pemerintah pusat, seperti:‎
a) Kebijakan makro ekonomi.‎
b) Standarissi nasional.‎
c) Administrasi pemerintahan.‎
d) BUMN.‎
e) Pengembangan SDM.‎

Prasyarat Sukses Daerah Otonom

‎1.‎ Pemerintah daerah menjalankan fungsi fasilitasi.‎
‎2.‎ Pemerintah daerah harus kreatif.‎
‎3.‎ Politik lokal stabil.‎
‎4.‎ Pemerintah daerah harus menjamin kesinambungan berusaha.‎
‎5.‎ Pemerintah daerah harus komunikatif dengan ornop (organisasi non pemerintah).‎


*) Disampaikan oleh Bpk. Andi Suwarko, M.Si. pada hari Senin, 15 Desember 2008 dalam perkuliahan Civic Education ‎jurusan Perbandingan Agama semester II t.a. 2008/2009 Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya ‎ 

Minggu, 21 Juni 2009

Makalah Sosiologi Agama PA Smt II 2008/2009

Pemimpin Agama (Elite Keagamaan)‎
Oleh: Dhani Fithriansyah Akbar (E32208027) dan Lia Hilyatun Masrifah (E82208024)‎


Setiap agama yang menyadari ditugaskan oleh pendirinya untuk meneruskan ”Karisma” yang diperoleh ‎kepada semua bangsa; dan yang menginginkan supaya tugas itu dilaksanakan secara teratur tertib; ‎agama yang demikian itu tidak dapat luput dari sosiologis, yaitu: organisasi, di mana unsur pimpinan ‎tidak dapat ditiadakan. Begitu pula pada agama bahari (adat) unsur pimpinan sama dengan pimpinan ‎kepala adat, atau kepala suku, atau dalam diri seorang dukun, seorang kyai, dsb. Masalah-masalah ‎yang dialami anggota suku (masyarakat) yang berkenaan dengan ajaran, upacara kebaktian, dan ‎kebijaksanaan lain, dibawa kepada dan diselesaikan oleh pemimpin agama adat yang bersangkutan. ‎Berkat kekuasaan dan kompetisi yang ada padanya maka keputusan-keputusan yang diambilnya ‎diterima baik dan dengan itu selesailah perkaranya. Para pemimpin agama adalah orang-orang yang ‎memimpin sekelompok umat beragama dalam menjalankan kegiatan beribadah atau kegiatan ‎keagamaan yang lain.‎

Peranan Pemimpin Agama dalam Pembangunan.

tujuannya ialah untuk memberantas kemiskinan dan menjembatani kesenjangan dan sasaran ‎awalnya ialah untuk membantu penduduk yang mendapatkan perlakuan yang tidak adil dan krisis ‎ekonomi yang mereka alami.
dan peranan pemimpin agama dalam pembangunan ini adalah aspek pembangunan ruhaniyah dan kita ‎tahu sendiri bahwa unsur ini tidak mungkin terisi tanpa keterlibatan para pemeimpin agama dengan ‎demikian peranan pemimpin agama dalam pembangunan tidak bersifat pelengkap penderita akan tetapi ‎menjadi komponen inti. dan dalam pelaksanaannya dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu : ‎

‎1.‎ pemimpin agama sebagai motivator ‎

peranan pemimpin agama sebagai motivator sudah dapat diakui oleh masyarakat yang beragama ‎kreativitas dan karisma yang dimiliki dapat mendorong suksesnya kegiatan-kegiatan pembangunan ‎seperti dalam pembangunan ruhaniyah yang sangat kompleks dihadapi oleh umat manusia.begitu ‎kompelksnya permasalahan yang dihadapi oleh manusia, tanpa bantuan dari pemimpin agama ‎mungkin semuanya tidak dapat terselesaikan dengan baik walaupun juga masih bnyak yang lainnya, ‎contoh mencegah kerusakan lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia. ‎
doronngan-dorngan yang diberikan oleh pimpinan agama secara tidak langsung telah merubah ‎pandangan hidup masyarakat yang menjadi lebih positiv.. para pemimpin agama siyogianya ‎memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa takdir hanyalah batas akhir upaya manusia dalam ‎meraih prestasi. dengan demikian para pemimpin agama harus mampu membuktikan kemampuan ‎utmutk berbicara secara rasional dan tetp membangkitkan gairah serta aksi masyarakat dalam meraih ‎yang telah dicita-citakan.dapat membuat masyarakat untuk selalu berfikir positiv.

‎2.‎ pemimpin agama sebagai pembimbing moral ‎

kaitannya dalam pembanguan ialah perannya yang berkaitan dengan upaya menanamkan prinsip-‎prinsip etik dan moral masyarakat. yang kenyataannya pemimpin agama dalam meletakkan ‎moral,etis,spiritual dan peningkatan pengalaman agama baik pada kehidupan pribadi ataupun sosial. ‎hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembangunan memperoleh kesejatiannya dengan cara berpijak pada ‎landasan etis dan moral.‎
peranan pemimipin agama dengan bekal ilmu agama yang dimilikinya memberikan tuntunan dan ‎patokan sebagai rambu-rambu dalam mengaktualisasikan kegiatan pembangunan. tuntunan dan ‎patokan yang tertuang dalam kitab suci,teladan para nabi dan hukum-hukum agama yang merupakan ‎elaborasi dari sabda tuhan menurut hasil para pemuka pemimpin dan pemikir agama dimasa lalu yang ‎mereka jadikan untuk membimbing dan memberi arah pembangunan yang menyeluruh dan lebih ‎positiv.
peranan pemimpin agama yang memiliki sikap jujur dan tdak menghiraukan kedudukan sangat ‎dikagumi oleh masyarakat yang menganutnya. ajaran tentang pentingnya efesiensi dalam menjalani ‎kehidupan, hidup secara sederhana, tidak berlebih-lebihan, senantiasa bersikap tawakkal dan selalu ‎mengapdi pada tuhan adalah sebagian kecil contoh dari sifat-sifat yang diodpsi masyarakat dari para ‎pemimpin agamanya selain itu para pemimpin agama juga menerapkan agar tidak congkak terhadap ‎sesamanya memperlakukan orang-orangatidak dengan cara diskriminatif.‎

‎3.‎ pemimpin agama sebagai mediator.‎

pemimipin agama yang biasanya memposisikan dirinya sebagai mediator diantara beberpa pihak ‎dimasyarakat. seperti antara masyarakat miskin dan masyarakat yang elite penguasa dapat ‎mensosialisasikan program-programnya kepeda masyarakat luas melalui bantuan dari para pemimpin ‎agama sehingga diantara keduanya terjadi saling pengertian, contohnya ialah program KB diindonesia ‎yang tidak dapat dipisahkan dari peranan pemimpin agam yang sebagai mediator di masyarakat.‎

Jabatan (Pimpinan) dalam Agama

‎1.‎ Agama Buddha
A.‎ Rahib
Rahib adalah petapa dalam biara
B.‎ Biarawan dan Biarawati
‎1)‎ Biarawan adalah seorang laki-laki yang melakukan asketisme ‎, memfokuskan ‎pikiran dan raganya untuk agama.‎
‎2)‎ Biarawati adalah seorang perempuan yang secara sukarela meninggalkan kehidupan ‎duniawi dan memfokuskan hidupnya untuk kehidupan agama di suatu biara ‎‎(vihara/kuil).‎
C.‎ Sangha
Sangha adalah pendeta dalam agama budha.‎

‎2.‎ Agama Hindu
A.‎ Brahmana
Brahmana adalah golongan paderi atau sami dalam agama Hindu. Mereka menguasai ‎ajaran serta adat keagamaan. Kaum Brahmana tidak memakan benda berdarah. ‎Brahmana adalah golongan karya yang setiap orangnya memiliki ilmu pengetahuan suci ‎dan mempunyai bakat kelahiran untuk mensejahterakan masyarakat, negara dan umat ‎manusia dengan jalan mengamalkan ilmu pengetahuannya dan dapat memimpin ‎upacara keagamaan.‎
B.‎ Pedanda (dalam agama hindu dharma)‎
Pedanda adalah imam dari golongan brahmana (kasta imam). Agar dapat seseorang ‎dapat ditahbiskan sebagai pedanda, ia harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.‎
C.‎ Pemangku (dalam agama hindu dharma)‎
Imam ini dapat diambil dari kasta selain brahmana, sekalipun biasanya seorang dari ‎kasta sudralah yang menjabatnya. Dialah yang menjaga pura, memimpin upacara-‎upacara di pura, dsan segala upacara-upacara lainnya. Jabatan pemangku tidak ‎ditahbiskan seperti pedanda, akan tetapi ditunjuk langsung oleh dewa melalui orang-‎orang yang dirasuki roh ilahi.‎
D.‎ Sengguhu (dalam agama hindu dharma)‎
Sengguhu adalah imam untuk kasta rendah. Biasanya ia sendiri juga berasal dari kasta ‎rendah (sudra), namun ia mengaku berasal dari sang Hyang Tunggal dan sang Hyang ‎Meleng (matahari). Ia bertugas mempersembahkan sesajen untuk tokoh-tokoh dari alam ‎bawah. Secara khusus sengguhu dihubungkan dengan Dewa Wisnu (dewa air dan laut).‎

‎3.‎ Agama Islam
A.‎ Imam dan Ulama‎
‎1)‎ Imam (Bahasa Arab: ‎إمام‎ Imām) adalah pemimpin komunitas agama Islam. ‎Pemimpin Islam dan hirarki kepemimpinannya disebut Imamah. Dalam Islam ‎adanya Imam dan Imamah adalah suatu keharusan.‎
‎2)‎ Ulama adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk ‎mengayom, membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah ‎agama maupum masalah sehari hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan ‎maupun sosial kemasyarakatan.‎
B.‎ Mufti
Mufti adalah ulama yang memiliki wewenang untuk menginterpretasikan teks dan ‎memberikan fatwa kepada umat. Fungsi mufti terkadang diambil oleh suatu organisasi ‎ulama seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) maupun oleh Pengadilan Agama. Fatwa ‎MUI hanya merupakan anjuran bagi umat sedangkan keputusan Pengadilan Agama ‎memiliki suatu kekuatan hukum.‎

‎4.‎ Agama Kong Hu Chu
A.‎ Jiao Sheng (Penebar Agama)‎
Jiao Sheng atau penebar agama adalah ‎
B.‎ Wen Shi (Guru Agama)‎
Wen Shi atau guru agama adalah ‎
C.‎ Xue Shi (Pendeta)‎
Xue Shi atau pendeta agama adalah
D.‎ Zhang Lao (Tokoh Sesepuh)‎
Zhang Lao atau tokoh sesepuh adalah ‎


‎5.‎ Agama Kristen (Katholik, Protestan, dan Ortodoks)‎
A.‎ Pastor
Pastor adalah sebutan bagi pemimpin agama di lingkungan Gereja Kristen. Di ‎Indonesia, sebutan ini biasanya digunakan untuk imam di lingkungan Gereja Katolik ‎Roma, sementara di negara-negara berbahasa Inggris, biasanya di lingkungan Gereja ‎Protestan.‎
Kata pastor sendiri berasal dari bahasa Latin pastōr yang berarti gembala.‎
B.‎ Biarawan dan Biarawati
‎1)‎ Biarawan adalah seorang laki-laki yang melakukan asketisme, memfokuskan ‎pikiran dan raganya untuk agama.‎
‎2)‎ Biarawati adalah seorang perempuan yang secara sukarela meninggalkan kehidupan ‎duniawi dan memfokuskan hidupnya untuk kehidupan agama di suatu biara ‎‎(gereja).‎
C.‎ Paus, Kardinal, Uskup, Imam
‎1)‎ Paus (dari Bahasa Latin: papa, bapak, ayah; dari Bahasa Yunani: pappas, ayah) ‎adalah Uskup Roma, pemimpin spiritual Gereja Katolik, dan kepala negara Kota ‎Vatikan. Komunitas beriman yang mengakui Suksesi Apostolik menganggap Uskup ‎Roma sebagai penerus St. Petrus. Demikian pula umat Katolik meyakini bahwa ‎paus adalah Wakil Kristus.‎
‎2)‎ Kardinal adalah pejabat senior dalam gereja Katolik Roma. Berada di bawah Paus ‎dan ditunjuk langsung oleh paus sebagai anggota dewan kardinal. Tugas para ‎kardinal adalah untuk menghadiri rapat dalam dewan suci dan siap sedia untuk ‎hadir, baik secara pribadi maupun bersama-sama, kapanpun Sri Paus membutuhkan ‎nasehat mereka.‎
‎3)‎ Uskup adalah pimpinan Gereja setempat yang bernama Keuskupan dan merupakan ‎bagian dari hirerarki Gereja Katolik Roma setelah Sri Paus (Uskup Agung Roma) ‎dan Kardinal. Dalam kedudukannya ini, Uskup sering disebut sebagai pengganti ‎dari para rasul Kristus. Setiap Uskup, karena tahbisannya, dengan sendirinya ‎menjadi bagian dari jajaran para Uskup se-dunia (Collegium Episcopale) di bawah ‎pimpinan Sri Paus dan bertanggungjawab atas seluruh Gereja Katolik (Paroki) yang ‎berada di dalam wilayah Keuskupan-nya. Dalam Gereja, kedudukan Uskup bersifat ‎seumur hidup dan diangkat oleh Tahta Suci (The Holy See) di Vatican, Roma.‎
‎4)‎ Imam adalah orang yang diberikan wewenang untuk menyelenggarakan upacara ‎keagamaan. Jabatan atau kedudukan mereka disebut imamat, istilah yang juga dapat ‎digunakan secara kolektif.‎
D.‎ Patriarkh, Primat
‎1)‎ Istilah patriarkh terutama digunakan dalam makna jabatan Gereja. Dalam Gereja ‎Katolik, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, dan Gereja Asiria ‎Timur, para uskup yang derajatnya paling tinggi disebut patriarkh. Dalam Gereja ‎Katolik, derajat seorang patriarkh lebih tinggi daripada uskup agung utama dan ‎primat, dan lebih rendah daripada kardinal.‎
‎2)‎ Primat (dari Bahasa Latin: primus yang berarti "pertama") adalah gelar atau derajat ‎yang dianugerahkan kepada seorang uskup. Tergantung pada tradisi yang diikuti, ‎gelar primat dapat mengacu pada gelar kekuasaan ataupun gelar kehormatan.‎
E.‎ Diakon, Penatua
‎1)‎ Diakon (Bahasa Latin: Diaconus) adalah suatu peranan dalam Gereja Kristen yang ‎umumnya diasosiasikan dengan pelayanan dalam beberapa bidang yang berbeda-‎beda menurut tradisi teologis dan denominasional. Dalam banyak tradisi, diakonat ‎‎(jabatan diakon) merupakan suatu jabatan klerus; dalam tradisi lainnya, diakonat ‎diperuntukkan bagi umat awam. Kata diakon berasal dari kata Yunani diakonos, ‎yang kerap diterjemahkan sebagai pelayan atau lebih khusus lagi pelayan meja ‎‎(Bahasa Inggris : waiter) – pelayan gereja.‎
‎2)‎ Penatua adalah anggota pengurus gereja untuk membantu tugas pendeta.‎



‎6.‎ Agama Yahudi
A.‎ Rabi
Rabi atau Rabbi dalam Yudaisme, berarti "guru", atau arti harafiahnya "yang agung". ‎Kata "Rabi" berasal dari akar kata bahasa Ibrani RaV, yang dalam bahasa Ibrani ‎alkitabiah berarti "besar" atau "terkemuka, (dalam pengetahuan)". Rabi adalah pendeta ‎dalam agama yahudi.‎

Kesimpulan:‎

‎1.‎ Pemuka agama adalah orang-orang yang memimpin sekelompok umat beragama dalam ‎menjalankan kegiatan beribadah atau kegiatan keagamaan yang lain.‎
‎2.‎ Peranan pemuka agama dalam pembangunan adalah sebagai motivator, pembimbing moral dan ‎mediator.‎
‎3.‎ Pemuka agama dalam agama budha ialah: Rahib, Biarawan dan Biarawati, dan Sangha.‎
‎4.‎ Pemuka agama dalam agama hindu adalah Brahmana, Pedanda, Pemangku, dan Sengguhu.‎
‎5.‎ Pemuka agama dalam agama islam adalah Imam, Ulama, dan Mufti.‎
‎6.‎ Pemuka agama dalam agama Kong Hu Chu adalah Jiao Sheng (Penebar Agama), Wen Shi (Guru ‎Agama), Xue Shi (Pendeta), dan Zhang Lao (Tokoh Sesepuh).‎
‎7.‎ Pemuka agama dalam agama kristen adalah Pastor, Biarawan dan Biarawati, Paus, Kardinal, ‎Uskup, Imam, Patriarkh, Primat, Diakon, dan Penatua. ‎
‎8.‎ Pemuka agama dalam agama yahudi adalah Rabi.‎
‎9.‎ Dengan adanya pemuka agama, maka masyarakat beragama tidaklah harus bersusah payah ‎mempelajari secara mendetail apabila akan menjalankan ritual peribadatan. Selain itu adanya ‎pemimpin agama dalam agama akan memberikan rasa puas dan tenang dalam peribadatan, sebab ‎pemeluk agama dibimbing oleh orang yang mengetahui agama (pemuka agama) dan pastinya ‎pemeluk agama akan yakin bahwa do’a dan ibadahnya akan diterima oleh Tuhan karena dipandu ‎oleh pemuka agama.‎
‎10.‎ Dan dengan adanya pemuka agama, maka masyarakat beragama akan memiliki panutan dalam ‎hidupannya, sebab masyarakat beragama meyakini bahwa hidup ini adalah pemberian Tuhan yang ‎harus disyukuri melalui agama. ‎

Realita Pemuka Agama Masa Kini

Seorang pemuka agama dalah orang yang memiliki karisma di mata masyarakat sekitarnya, ‎utamanya masyarakat beragama. Setiap tingkah laku dari sang pemuka agama akan lebih mudah ‎diikuti oleh masyarakat sekitar, sebab dia memiliki karisma yang baik di hadapan masyarakat ‎sekelilingnya.‎
Akan tetapi, bagaimana pun juga seorang pemuka agama tetaplah seorang manusia yang tidak ‎lepas dari salah dan lupa. Setaat apapun seorang pemuka agama pastilah dia pernah mengalami masa ‎gelap dalam hidupnya. Jadi pemuka agama tetaplah manusia biasa, bukan manusia sempurna yang tak ‎luput dari cela dan hina. Tinggal bagaimana seorang pemuka agama bisa melalui masa gelap dalam ‎hidupnya dengan bijaksana, tanpa merusak karismatiknya di muka masyarakat. Sebagaimana yang ‎telah dikatakan, bahwa: “Keimanan dapat bertambah, dan berkurang. Bertambah dengan ketaatan, dan ‎berkurang dengan maksiat.” ‎
Pada realita saat ini kita mendengar banyak kasus pidana yang melibatkan pemuka agama, baik ‎itu kyai, maupun pastor ataupun pendeta. Banyak kita temui di media massa berita-berita tentang ‎pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, seperti perkosaan, sodom, dsb. yang dilakukan oleh ‎pemuka agama. Dalam benak kita sebagai masyarakat biasa adalah: bagaimana mungkin seorang ‎pemuka agama yang taat beribadah dan dekat dengan tuhan bisa melakukan hal sekeji itu? Seperti ‎yang telah disebutkan diatas bahwa keimanan dapat bertambah dan berkurang, maka sudah barang ‎tentu si pemuka agama itu tengah mengalami masa gelap dan imannya sedang berkurang. Selain ‎disebabkan hawa nafsunya, karena dia juga seorang manusia biasa, dia juga memiliki faktor internal ‎dari dalam dirinya, seperti masalah-masalah pribadinya yang terpendam dan tak terselesaikan, ‎sehingga dia lari untuk melakukan hal keji itu.‎
Oleh karena itu sebagai komunitas (masyarakat) beragama, maka hendaknya kita saling ‎mengingatkan satu sama lainnya, sehingga kita semua bisa meminimalisir kemaksiatan di sekitar kita. ‎

Daftar Pustaka

Alwi, Hasan, dkk.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Dadang Khmad.2006.Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosda Karya‎
Hadiwijoyo, Harun.2005.Agama Hindu dan Budha. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia‎
Hendropuspito.1983.Sosiologi Agama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius‎
http://www.wikipedia.org/‎

Jumat, 19 Juni 2009

Tentang Kebenaran

Kriteria (ukuran) kebenaran memiliki beberapa aliran (teori) dalam ilmu filsafat, yaitu: ‎teori korespondensi, teori koheren, dan teori pragmatisme. Selain dalam ilmu filsafat, criteria ‎kebenaran juga ditunjukkan dalam agama (agama sebagai teori kebenaran).‎

Inti dari teori korespondensi tentang kebenaran adalah yang berkesesuaian dengan fakta, ‎yang berselaras dengan realitas, yang serasi (correspondens) dengan situasi actual. Dengan ‎demikian, kebenaran dapat didefinisikan sebagai kesetiaan pada kesetiaan realitas obyektif ‎‎(nyata, bias diraba, dan bisa dilihat/dirasakan dengan panca indera tidak hanya satu orang). Jadi ‎kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan itu sendiri. ‎Contoh: “Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia”. Pernyataan itu benar karena Jakarta ‎memang ibukota RI. Kebenarannya terletak pada hubungan antara pernyataan dan kenyataan.‎

Inti dari teori koheren tentang kebenaran adalah kebenaran yang didukung. Maksudnya ‎adalah suatu pernyataan yang didukung dan diakui oleh orang banyak. Dan pernyataan yang ‎dinyatakan ini tahan uji dengan teori-teori baru (pernyataan kebenaran) sesudahnya.‎

Selanjutnya adalah inti dari teori pragmatisme yang beranggapan bahwa sesuatu yang ‎benar adalah sesuatu yang berdampak positif bagi manusia. Adapun batu ujian kebenaran dari ‎teori pragmatisme ini adalah kegunaan, dapat dikerjakan, akibat atau pengaruhnya yang ‎memuaskan. Menurut teori ini tidak ada pkebenaran mutlak/absolut. Sebagai contoh, Tuhan ‎dalam agama menurut penganut teori pragmatisme, kebenarannya bukan terletak pada ‎keberadaan Tuhan yang disembah dalam agama, melainkan dampak/efek dari Tuhan dalam ‎agama yang positif bagi kehidupan manusia, sebab dengan adanya agama kehidupan manusia ‎akan berlangsung secara tertib dan jiwanya akan tenang.‎

Dan untuk teori yang menyatakan bahwa agama sebagai teori kebenaran beranggapan ‎bahwa selama sesuatu itu sesuai dengan ajaran agama atau wahyu, maka sesuatu dinyatakan ‎benar. Dan tolak ukur kebenaran menurut teori ini adalah kitab suci agama (wahyu).‎

Jadi dapat kita simpulkan bahwa kebenaran menurut teori korespondensi, teori koheren, ‎dan teori pragmatisme adalah semua kebenaran itu berasal dari satu pernyataan yang ada dan ‎diakui/dipercayai oleh orang banyak. ‎

Dalam teori korespondensi muncul pertanyaan siapa yang membuat obyek? Obyektif ‎tidak lain dan tidak bukan ada/muncul dari subyektifitas (sudah barang tentu dalam hal ini [teori ‎korespondensi] berarti nyata, bias diraba, dan bisa dilihat/dirasakan dengan panca indera tidak ‎hanya satu orang) yang diakui/diyakini oleh orang banyak, seperti jakarta adalah ibukota RI, ‎maka di situ ada orang yang membuat/menyatakan bahwa ada suatu daerah yang bernama jakarta ‎dan itu merupakan ibukota suatu organisasi yang memiliki wilayah dan bangsa bernama RI, ‎berangkat dari situlah maka orang yang membuat pernyataan tersebut menanamkan ‎doktrin/pendapatnya pada orang lain dan pada akhirnya dia dan pernyataannya diakui dan ‎diyakini oleh orang banyak. ‎

Kemudian dalam teori koheren yang menyatakan bahwa kebenaran adalah dari suatu ‎pernyataan yang didukung dan diakui oleh orang banyak, sehingga muncullah asumsi bahwa dia ‎yang mampu membuat sebuah pernyataan (baik rasional maupun yang irrasional), dan ‎mampu menanamkan/menjadikan pernyataannya (doktrin) diakui dan diyakini orang ‎banyak maka dialah si benar, dan selain dia adalah salah. Jadi nilai kebenaran sebenarnya ‎milik setiap manusia yang normal dan berpikir dan memiliki kriteria yang disebutkan di atas. ‎Sebagai contoh, Paus Urbanus II menyatakan bahwa bagi mereka yang bersedia berperang ‎melawan kaum Muslimin di Yerusalem (perang salib) akan diampuni dosa-dosanya, dan mati ‎dalam perang salib adalah mati suci dan akan masuk surga, sehingga bagi mereka yang ‎berperang dalam perang salib akan beranggapan bahwa pernyataan paus itu adalah benar.‎

Selanjutnya teori pragmatisme yang menyatakan bahwa sesuatu yang berdampak positif ‎bagi manusia adalh benar, sehingga muncul problem bahwa setiap manusia memiliki ‎karakteristik yang bermacam-macam, yang mana yang baik menurut si A belum tentu baik ‎menurut si B. Dan jika demikian yang terjadi maka kebenaran itu hanya berlaku bagi ‎manusia tertentu saja yang memiliki ketentuan-ketuntuan yang bagi mereka berdampak ‎positif. Sebagai contoh, menjulurkan lidah bagi suku maoi di selandia baru adalah berdampak ‎positif, karena ini berarti suatu sapaan antar individu, sedangkan bagi orang indonesia pada ‎umumnya hal ini berdampak negatif, karena menjulurkan lidah bagi orang indonesia pada ‎umumnya dalah penghinaan.‎

Dan dalam teori agama sebagai teori kebenaran, maka semua agama pada akhirnya ‎akan dinyantakan benar asal sesuai dengan ajaran agama tersebut. Dan sangat ‎dimungkinkan muncul asumsi bahwa agama tidak lain adalah penghibur manusia karena akalnya ‎tidak mampu menjangkau (menjawab) pertanyaan yang dibuat dirinya sendiri, seperti apa ‎kehidupan setelah kematian? Adakah balasan bagi pendosa? Dan sekarang yang sedang tren ‎adalah mengungkap kebenaran/pernyataan agama (dalam hal ini adalah Islam) dengan fakta-‎fakta ilmu pengetahuan, yang mana sebenarnya manusia itu sendiri ingin membuktikan ‎pernyataan-pernyataan dalam agama tentang kebenarannya. Selain itu agama juga berperan ‎sebagai penenang jiwa manusia, agar jika di telah sampai pada limit otaknya dia akhirnya kan ‎kembali peda agama dan Tuhan dalm rangka menenangkan jiwanya gar jangan sampai dia sakit ‎jiwa alias gila karena tidak menemukan jawaban pertanyaannya.‎

Dan akhirnya dapat disimpulkan bahwa kebenaran hanya berlaku pada suatu ‎kumpulan manusia pada suatu masa. Seperti bilangan angka terdiri dari 0-9 dengan ‎kombinasi-kombinasinya, hal ini kan berlaku saat ini pada masyarakat sekarang, dan tidak ‎menutup kemungkinan ini akan bernilai salah di kemudian hari. Contoh lainnya adalah bahwa ‎bumi sebagai pusat tata surya, hal ini bernilai benar bagi kalangan gereja pada abd pertengahan ‎di Eropa, dan pada masa sekarang hal itu bernilai salah.‎


Renungan Sang Maharaja...

Sabtu, 18 April 2009

Hp Smart D1200P

Alhamdulillah saya telah membeli hp smart ini.
hp ini benar-benar menarik dan bagus, meskipun agak dongkol juga waktu mulai koneksikan ke komputer. ternyata memang harus ada trik-trik jitu untuk mengatasi kesulitan konek ke komputer tips yang paling jitu adalah merestart hpnya. lebih detail lagi hpnya dimatikan kemudian dicolokin ke komputer dalam keadaan mati, kemudian setelah tercolok dengan baik hp bisa langsung di pake surfing. tapi sebelumnya pastikan anda sudah membuat account internet di komputer anda.Ok

mungkin dari para pembaca ada yang ingin menambah info dan tips ini penulis sangat berterima kasih. semoga info ini bisa bermanfaat bagi para pengguna hp smart D1200P