Rabu, 29 Februari 2012

Proses Belajar Mengajar (PBM)

Proses Belajar Mengajar (PBM)
Oleh: Dhani Fithriansyah A.

1. Apa definisi belajar mengajar?
2. Apa saja hal-hal yang terkait dengan proses belajar mengajar (PBM)?
3. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi proses belajar mengajar (PBM)?

Definisi Belajar Mengajar

Belajar mengajar dalam bahasa Indonesia memiliki kata dasar ajar yang menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Definisi belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan mengajar adalah memberi pelajaran ; melatih; memarahi (memukuli, menghukum, dsb) supaya jera.

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam bahasa asingnya: “Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment, which fells a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment” (W.H Burton, The Guidance of Learning Activities, 1984). Dalam pengertian ini terdapat kata change atau “perubahan” yang berarti bahwa seseorang yang telah mngalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun dalam sikapnya.

Definisi belajar dapat pula dijabarkan sebagai berikut: (1) dalam belajar ada tingkah laku yang timbul tau berubah, baik tingkah laku jasmaniah atau rohaniah. (2) perubahan itu terjadi kerena pengalaman (menghadapi situasi baru) dan latihan. (3) perubahan tingkah laku yang bukan karena latihan (pendidikan) tidak digolongkan belajar. Misalnya tingkah laku yang berubah karena mabuk, karena hipnotisme dsb. (4) belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme sebagai hasil pengalaman, hal ini berarti bahwa belajar membutuhkan waktu. Adapun ciri-ciri belajar, yaitu: (1) belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti behavioral changes – perubahan-perubahan tentang kelakuan atau sifat tabiat terj.), baik aktual maupun potensial. (2) perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relative lama. (3) perubahan itu terjadi karena usaha.

Sedangkan untuk definisi mengajar adalah suatu kegiatan bertujuan. Dengan pengertian, kegiatan yang terikat oleh tujuan dan dilaksanakan untuk pencapaian tujuan serta terarah pada tujuan. Beberapa batasan pengertian mengajar dapat dikemukakan antara lain: (1) mengajar adalah usaha guru membimbing, mengarahkan atau mengorganisir belajar. Mengajar adalah suatu rangakaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar ia dapat menerima, memahami, managgapi, menghayati, memiliki, menguasai dan mengembangkannya. Jadi mengajar itu mempunyai tujuan antara lain agar murid dapat memperoleh pengetahuan, kemudian dapat pula mengembangkan pengetahuan itu (Dirjenbinbaga Islam, 1982). (2) mengajar adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungannya, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan (Nasution, S. 1981). (3) rumusan lain menyatakan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Mengajar adala menyampaikan kebudayaan pada anak. Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar (Nasution, S. 1982).

Beberapa definisi lain untuk mengajar: (1) mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. (2) mengajar adalah menyampaikan kebudayaan pada anak. (3) mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Adapun kesimpulan yang didapat dari definisi-definisi yang tersebut, definisi 1 dan 2 hampir sama maksudnya, yaitu penguasaan pengetahuan atau kebudayaan oleh anak. Pada definisi 3 dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) mengajar berarti membimbing aktivitas anak. (2) mengajar berarti membimbing pengalaman anak. (3) mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.

Hal-hal yang Terkait dengan Proses Belajar Mengajar (PBM)

Sesuai dengan definisi-definisi tentang belajar mengajar yang termaktub pada pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang terkait erat dengan proses belajar mengajar antara lain: Guru, Murid, Sarana dan Prasarana, serta Lingkungan.

Dalam sebuah proses belajar mengajar, diperlukan adanya guru kualfied atau berkompeten pada bidang studi yang diampunya. Dengan adanya guru yang demikian, dan ditunjang dengan akhlak yang terpuju, maka dapat dipastikan bahwa guru ini adalah guru yang baik, dalam arti dia adalah guru yang memang benar-benar siap melakukan pengajaran.

Komponen berikutnya yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar adalah murid. Seorang murid adalah orang yang siap ditempa untuk menjadi orang yang lebih dari sebelumnya. Jika mulanya dia bodoh maka dia akan pandai, jika mulanya berakhlak tercela maka akan menjadi berakhlak terpuji. Akan tetapi adalah suatu keniscayaan bahwa tiap-tiap murid akan memiliki kemampuan-kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan karena factor-faktor lingkungan sekitarnya, seperti keluarga dan masyarakat, di samping itu ini jaga bisa diakibatkan lantaran memang kemampuannya yang rendah (idiot dan autis). Untuk menyikapio hal yang demikian dan agar proses belajar mengajar dapat mencapai target, maka dalam prosesnya diklasifikasikan murid-muridnya (peserta didik). Sebab seorang guru nantinya tidak dapat begitu saja menggeneralisir semua anak didiknya. Jika murid/anak didiknya mengalami keterbelakangan mental, maka dia sudah selayaknya memperoleh pendidikan khusus (SLB) agarnantinya dia bisa memperoleh (melaksanakan) proses belajar mengajar dengan baik.

Kemudian komponen pendukung agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan maksimal, adlah adanya sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini dapat diindikasikan dengan bagaimana kondisi tempat dilakukannya belajar mengajar, seperti bagaimana kondisi ruang yang digunakan proses belajar mengajar, bagaimana bentuk-bentuk media pembelajarannya – apakah hanya menggunakan buku atau menggunakan alat-alat peraga atau mungkin juga langsung praktik, dan juga termasuk bagaimana fasilitas tempat pendidikannya (sekolah). Jika hal-hel tersebut dapat dipenuhi, maka tidak disangsikan lagi akan mempermudah pemahan murid dalam menerima pengajaran, dan ini juga mengindikasikan sebagai kesuksesan atas terselenggaranya proses belajar mengajar.

Dan untuk komponen terakhir yang berkaitan erat dengan proses belajar mengajar adalah lingkungan. Sebuah proses belajar mengajar akan dapat mencapai kesuksesan dapat dilihat dari lingkungan di mana diselenggarakannya proses belajar mengajar, tentu saja dengan komponen-komponen yang telah tersebut di atas telah terpenuhi. Jika lingkungan diadakannya proses belajar mengajar tidak kondusif, seperti dlam kondisi tidak aman (terjadi kerusuhan atau konflik yang menyebabkan adanya adu fisik/perang, dsb), kondisi ramai hingar bingar (di tengah pasar/deakt mall atau di tempat-tempat yang ramai), dan juga lingkungan tidak kondusif yang disebabkan iklim, seperti panas yang menyengat ataupun dingin yang menusuk. Untuk dapat mencapai suksesnya proses belajar mengajar, kondisio lingkungan tempat belajar mengajar harus diperhitungkan. Hendaknya dalam proses belajar mengajar dilaksanakan dilingkungan yang kondusif seperti di tempat yang tenang, tidak dekat tempat hiburan ataupun perbelanjaan (karena jika ini terjadi akan memancing anak didik untuk membolos tidak mengikuti proses belajar mengajar), dsb.

Itulah komponen-kompenen yang harus dipenuhi gunak terselenggarakannya proses belajar mengajar yang sukses. Jika ada satu saja komponen yang tidak terpenuhi, maka bisa dipastikan proses belajar mengajar tidak mencapai target maksimal yang diharapkan.


Hal-hal yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar (PBM)

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal (intern) dan faktor eksternal (ekstern). Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang melakukan proses belajar mengajar – utamanya proses belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

Hal-hal yang termasuk pada faktor intern ada tiga, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Yang termasuk faktor jasmaniah antara lain: (1) faktor kesehatan – inilah faktor yang paling utama, dengan kesehatan yang prima, maka dapat dipastikan mampu melaksanakan pembelajaran secara maksimal . (2) cacat tubuh – jika siswa mengalami cacat tubuh, maka dalam pembelajarannya kurang maksimal sehingga diperlukan alat bantu dalam proses pembelajaran. Untuk faktor psikologis antara lain: (1) intelegensi (kecerdasan) – dalam situasi yang sama, siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang rendah. (2) perhatian – siswa harus memiliki perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. (3) minat – apabila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, maka dapat dipastikan dalam pembelajarannya tidak maksimal. (4) bakat – bila pelajaran yang disampaikan sesuai dengan bakat siwa, maka hasilnya belajarnya lebih baik, karena ia senag dan dia akan minat untuk mengembangkannya lebih lanjut. (5) motif – alasan siswa melakukan pembelajaran, dimaksudkan agar tujuan dari pembelajaran tercapai secara maksimal. (6) kematangan – dalam hal ini berarti kondisi fisik siswa yang siap untuk melaksanakan kecakapan baru yang diperolehnya dari belajar. (7) Kesiapan – kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Serta faktor kelelahan, hal ini erat kaitannya dengan faktor jasmaniah (kesehatan).

Adapun faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi proses belajar mengajar, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Hal-hal yang termasuk faktor keluarga antara lain: (1) cara orang tua mendidik. (2) relasi antar anggota keluarga. (3) suasana rumah. (4) keadaan ekonomi keluarga. (5) pengertian orang tua. (6) latar belakang kebudayaan. Selanjutnya, hal-hal yang termasuk faktor sekolah adalah: (1) metode mengajar. (2) kurikulum. (3) relasi guru dengan siswa. (4) relasi siswa dengan siswa. (5) disiplin sekolah. (6) alat pelajaran. (7) waktu sekolah. (8) standar pelajaran di atas ukuran. (9) keadaan gedung. (10) metode belajar. (11) tugas rumah. Sedangkan hal-hal yang terdapat dalam faktor masyarakat yaitu: (1) kegiatan siswa dalam masyarakat. (2) mass media. (3) teman bergaul. dan (4) bentuk kehidupan masyarakat.

Daftar Pustaka

Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setiawati.1993.Upaya optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya
Muhaimin, dkk.1996.Strategi Belajar Mengajar.Surabaya: CV. Citra Media
S. Nasution.1995.Didaktik Asas-asas Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara
Slameto.1995.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta

Contoh Pendahuluan Makalah (Makalah Kuliah Filsafat Islam 2009)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak umat islam di Indonesia ini yang belum mengetahui ilmu tasawuf. Lebih-lebih tokoh-koh tasawufnya, di sini penulis akan menjabarkan beberapa tokoh tasawuf di negri ini, agar nantinya kita semua bisa memahami tasawuf lebih jauh.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tasawufnya Hamzah Fansuri ?

2. Bagaimana tasawufnya al Raniri ?

3. Bagaimana tasawufnya Yusuf al Makassari ?

4. Bagaimana tasawufnya Nawawi al Bantani ?

C. Tujuan

1. Untuk mengatahui tasawufnya Hamzah Fansuri.

2. Untuk mengetahui tasawufnya al Raniri.

3. Untuk mengetahui tasawufnya Yusuf al Makassari.

4. Untuk mengetahui tasawufnya Nawawi al Bantani.

Contoh Penutup Makalah (Makalah Kuliah Filsafat Islam 2009)

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ajaran tasawuf Hamzah Fansuri adalah tentang: Tuhan itu lebih dekat dari urat leher manusia.

2. al Raniri adalah pengikut tasawuf yang mu'tabarah dan pengamal berbagai-bagai thariqah sufiyah. Selain itu ia menekankan adanya keselarasan antara praktek mistik dan syari'at merupakan bagian dari ajaran tarekat Aydarusiyyah.

3. Ajaran tasawuf Yusuf al Makassari adalah Syari’at dan hakikat yang harus dipandang dan diamalkan sebagai suatu kesatuan.

4. Tasawuf Nawawi al Bantani adalah Penguasaan ilmu lahiriah semata tanpa penguasaan ilmu batin akan berakibat terjerumus dalam kefasikan, sebaliknya seseorang berusaha menguasai ilmu batin semata tanpa dibarengi ilmu lahir akan terjerumus ke dalam zindiq.

B. Saran

Bagi para pembaca yang budiman, di sini telah dijabarkan sejumlah ajaran tasawuf dari para sufi di Indonesia, jika di dalamnya terdapat kebaikan maka sudah selayaknya kita mengambilnya dan mengamalkan, dan jika tidak baik sudah barang tentu kita tinggalkan yang buruk itu agar kita semua nantinya selamat di akhirat kelak. Wallahu’alam