CABANG-CABANG ILMU FILSAFAT
Oleh Dhani F.A.
1. Ontologi
A. Definisi
1) Menurut KBBI: Cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup.
2) Secara etimologi: dari bahasa Yunani, yaitu: on, ontos (ada, Keberadaan) dan logos (studi, ilmu tentang). – ilmu tentang hakekat.
3) Studi tentang ciri-ciri esensial(mendasar) dari Yang Ada dalam dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-hal yang ada secara khusus.
4) Cabang filsafat yang mempersoalkan masalah ada, dan meliputi persoalan seperti apakah artinya ada, apakah golongan-golongan dari yang ada?, apakah sifat dasar kenyataan, dan hal ada yang terakhir? Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas(wujud) dari kategori logis dapat dikatakan ada?
B. Pembahasan
Persoalan dalam dalam keberadaan menurut Ali Mudhofir (1996) ada tiga pandangan, yang masing-masing menimbulkan aliran yang berbeda. Tiga segi pandangan itu adalah sebagai berikut.
1) Keberadaan dipandang dari segi jumlah(kuantitas)
Keberadaan dipandang dari segi jumlah(kuantitas), artinya berapa banyak kenyataan yang paling dalam itu. Pandangan ini melahirkan beberapa aliran filsafat sebagai jawabannya, yaitu sebagai berikut.
a. Monisme – pandangan bahwa semesta itu merupakan satu satuan tunggal atau pandangan bahwa materi dan alam pikiran itu satu.
b. Dualisme (serba dua) – paham bahwa dalam kehidupan ini ada dua prinsip yang saling bertentangan (seperti ada kebaikan ada pula kejahatan, ada terang ada gelap).
c. Pluralisme (serba banyak) – aliran yang tidak mengakui adanya satu substansi atau dua substansi melainkan banyak substansi.
2) Keberadaan dipandang dari segi sifat(kualitas)
Keberadaan dipandang dari segi sifat(kualitas) menimbulkan beberapa aliran sebagai berikut.
a. Spiritualisme – aliran filsafat yang mengutamakan rohanian atau ajaran yang menyatakan bahwa kenyataa yang terdalam adalah rh (Pneuma, Nous, Reason, Logos), yakni roh yang mengisi dan mendasari seluruh alam. Spiritualisme dalam arti ini dilawankan dengan materialisme.
b. Materialisme – pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra atau pandangan yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang nyata kecuali materi.
3) Keberadaan dipandang dari segi proses, kejadian, atau perubahan
Aliran yang berusaha menjawab persoalan ini adalah
a. Mekanisme – menyatakan bahwa semua gejala dapat dijelaskan berdasarkan asas-asas mekanik(mesin). Semua peristiwa adalah hasil dari materi yang bergerak dan dapat dijelaskan menurut kaidahnya.
b. Teleologi(serba-tujuan) – teori atau ajaran bahwa semua kejadian(setiap gejala) terarah pada suatu tujuan atau bahwa yang berlaku dalam kejadian alam bukanlah kaidah sebab akibat, akan tetapi sejak semula memang ada sesuatu kemauan atau kekuatan yang mengarahkan alam ke suatu tujuan.
c. Vitalisme(finalisme) – memandang bahwa kehidupan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi, karena hakikatnya berbeda dengan yang tidak hidup.
2. Epistemologi
A. Definisi
1) Menurut KBBI: cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan.
2) Secara etimologi: dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan, ilmu pengetahuan) dan logos (pengetahuan, informasi) – pengetahuan tentang pengetahuan atau teori pengetahuan yang benar (theory of knowledge).
3) Cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode, dan sahnya (validitas) pengetahuan (Ali Mudhofir, 1997 : 66).
B. Pembahasan
Dalam epistemologi yang dibahas adalah objek pengetahuan, sumber, dan alat untuk memperoleh pengetahuan, kesadaran dan metode, validitas pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan.
Terdapat tiga persoalan pokok dalam bidang ini: (1) apakah sumber-sumber pengetahuan itu? Dari manakah pengetahuan yang benar itu datang dan bagaimana kita mengetahui? Ini adalah persoalan tentang : apa yang kelihatan versus hakikatnya(reality). (3) Apakah pengetahuan kita ini benar (valid)? Bagaimana kita dapat membedakan yang benar dari yang salah? Ini adalah tentang mengkaji kebenaran atau verifikas (Purwadi, 2007, hal. 12).
Secara garis besar, ada dua aliran pokok dalam epistemologi. Pertama adalah idealisme atau lebih populer dengan sebutan rasionalisme, yaitu suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal, idea, category, form, sebagai sumber ilmu pengetahuan. Di sini peran panca indra dinomorduakan, sedangkan aliran yang kedua adalah realisme atau empirisme yang lebih menekankan peran ilmu pengetahuan. Di sini peran akal dinomorduakan (Purwadi, 2007, hal. 12).
3. Aksiologi
A. Definisi
1) Secara etimologi: dari bahasa Yunani axio (layak, pantas) dan logos (ilmu, studi mengenai) – ilmu tentang nilai
2) Menurut KBBI: kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia atau kajian tentang nilai, khususynya etika.
3) Ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai pada umumnya, ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan (Supadjar, 1992 : 108).
4) Aksiologi merupakan analisis nilai-nilai. Maksud dari analisis ini ialah membatasi arti, ciri-ciri, asal, tipe, kriteria dan status epistemologis dan nilai-nilai itu.
5) Aksiologi merupakan studi yang menyangkut teori umum tentang nilai atau suatu studi yang menyangkut segala yang bernilai.
B. Pembahasan
Aksiologi meliputi nilai-nilai(values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik, ataupun fisik material. Lebih dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine quanon yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu (Purwadi, 2007, hal. 12-13)
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Bagus, Lorens.2005.Kamus Filsafat.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Purwadi.2007.Filsafat Jawa.Yogyakarta: Cipta Pustaka
Surajiyo.2007.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.Jakarta: Bumi Aksara
A. Definisi
1) Menurut KBBI: Cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup.
2) Secara etimologi: dari bahasa Yunani, yaitu: on, ontos (ada, Keberadaan) dan logos (studi, ilmu tentang). – ilmu tentang hakekat.
3) Studi tentang ciri-ciri esensial(mendasar) dari Yang Ada dalam dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-hal yang ada secara khusus.
4) Cabang filsafat yang mempersoalkan masalah ada, dan meliputi persoalan seperti apakah artinya ada, apakah golongan-golongan dari yang ada?, apakah sifat dasar kenyataan, dan hal ada yang terakhir? Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas(wujud) dari kategori logis dapat dikatakan ada?
B. Pembahasan
Persoalan dalam dalam keberadaan menurut Ali Mudhofir (1996) ada tiga pandangan, yang masing-masing menimbulkan aliran yang berbeda. Tiga segi pandangan itu adalah sebagai berikut.
1) Keberadaan dipandang dari segi jumlah(kuantitas)
Keberadaan dipandang dari segi jumlah(kuantitas), artinya berapa banyak kenyataan yang paling dalam itu. Pandangan ini melahirkan beberapa aliran filsafat sebagai jawabannya, yaitu sebagai berikut.
a. Monisme – pandangan bahwa semesta itu merupakan satu satuan tunggal atau pandangan bahwa materi dan alam pikiran itu satu.
b. Dualisme (serba dua) – paham bahwa dalam kehidupan ini ada dua prinsip yang saling bertentangan (seperti ada kebaikan ada pula kejahatan, ada terang ada gelap).
c. Pluralisme (serba banyak) – aliran yang tidak mengakui adanya satu substansi atau dua substansi melainkan banyak substansi.
2) Keberadaan dipandang dari segi sifat(kualitas)
Keberadaan dipandang dari segi sifat(kualitas) menimbulkan beberapa aliran sebagai berikut.
a. Spiritualisme – aliran filsafat yang mengutamakan rohanian atau ajaran yang menyatakan bahwa kenyataa yang terdalam adalah rh (Pneuma, Nous, Reason, Logos), yakni roh yang mengisi dan mendasari seluruh alam. Spiritualisme dalam arti ini dilawankan dengan materialisme.
b. Materialisme – pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra atau pandangan yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang nyata kecuali materi.
3) Keberadaan dipandang dari segi proses, kejadian, atau perubahan
Aliran yang berusaha menjawab persoalan ini adalah
a. Mekanisme – menyatakan bahwa semua gejala dapat dijelaskan berdasarkan asas-asas mekanik(mesin). Semua peristiwa adalah hasil dari materi yang bergerak dan dapat dijelaskan menurut kaidahnya.
b. Teleologi(serba-tujuan) – teori atau ajaran bahwa semua kejadian(setiap gejala) terarah pada suatu tujuan atau bahwa yang berlaku dalam kejadian alam bukanlah kaidah sebab akibat, akan tetapi sejak semula memang ada sesuatu kemauan atau kekuatan yang mengarahkan alam ke suatu tujuan.
c. Vitalisme(finalisme) – memandang bahwa kehidupan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi, karena hakikatnya berbeda dengan yang tidak hidup.
2. Epistemologi
A. Definisi
1) Menurut KBBI: cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan.
2) Secara etimologi: dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan, ilmu pengetahuan) dan logos (pengetahuan, informasi) – pengetahuan tentang pengetahuan atau teori pengetahuan yang benar (theory of knowledge).
3) Cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode, dan sahnya (validitas) pengetahuan (Ali Mudhofir, 1997 : 66).
B. Pembahasan
Dalam epistemologi yang dibahas adalah objek pengetahuan, sumber, dan alat untuk memperoleh pengetahuan, kesadaran dan metode, validitas pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan.
Terdapat tiga persoalan pokok dalam bidang ini: (1) apakah sumber-sumber pengetahuan itu? Dari manakah pengetahuan yang benar itu datang dan bagaimana kita mengetahui? Ini adalah persoalan tentang : apa yang kelihatan versus hakikatnya(reality). (3) Apakah pengetahuan kita ini benar (valid)? Bagaimana kita dapat membedakan yang benar dari yang salah? Ini adalah tentang mengkaji kebenaran atau verifikas (Purwadi, 2007, hal. 12).
Secara garis besar, ada dua aliran pokok dalam epistemologi. Pertama adalah idealisme atau lebih populer dengan sebutan rasionalisme, yaitu suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal, idea, category, form, sebagai sumber ilmu pengetahuan. Di sini peran panca indra dinomorduakan, sedangkan aliran yang kedua adalah realisme atau empirisme yang lebih menekankan peran ilmu pengetahuan. Di sini peran akal dinomorduakan (Purwadi, 2007, hal. 12).
3. Aksiologi
A. Definisi
1) Secara etimologi: dari bahasa Yunani axio (layak, pantas) dan logos (ilmu, studi mengenai) – ilmu tentang nilai
2) Menurut KBBI: kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia atau kajian tentang nilai, khususynya etika.
3) Ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai pada umumnya, ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan (Supadjar, 1992 : 108).
4) Aksiologi merupakan analisis nilai-nilai. Maksud dari analisis ini ialah membatasi arti, ciri-ciri, asal, tipe, kriteria dan status epistemologis dan nilai-nilai itu.
5) Aksiologi merupakan studi yang menyangkut teori umum tentang nilai atau suatu studi yang menyangkut segala yang bernilai.
B. Pembahasan
Aksiologi meliputi nilai-nilai(values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik, ataupun fisik material. Lebih dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine quanon yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu (Purwadi, 2007, hal. 12-13)
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Bagus, Lorens.2005.Kamus Filsafat.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Purwadi.2007.Filsafat Jawa.Yogyakarta: Cipta Pustaka
Surajiyo.2007.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.Jakarta: Bumi Aksara