Pemimpin Agama (Elite Keagamaan)
Oleh: Dhani Fithriansyah Akbar (E32208027) dan Lia Hilyatun Masrifah (E82208024)
Oleh: Dhani Fithriansyah Akbar (E32208027) dan Lia Hilyatun Masrifah (E82208024)
Setiap agama yang menyadari ditugaskan oleh pendirinya untuk meneruskan ”Karisma” yang diperoleh kepada semua bangsa; dan yang menginginkan supaya tugas itu dilaksanakan secara teratur tertib; agama yang demikian itu tidak dapat luput dari sosiologis, yaitu: organisasi, di mana unsur pimpinan tidak dapat ditiadakan. Begitu pula pada agama bahari (adat) unsur pimpinan sama dengan pimpinan kepala adat, atau kepala suku, atau dalam diri seorang dukun, seorang kyai, dsb. Masalah-masalah yang dialami anggota suku (masyarakat) yang berkenaan dengan ajaran, upacara kebaktian, dan kebijaksanaan lain, dibawa kepada dan diselesaikan oleh pemimpin agama adat yang bersangkutan. Berkat kekuasaan dan kompetisi yang ada padanya maka keputusan-keputusan yang diambilnya diterima baik dan dengan itu selesailah perkaranya. Para pemimpin agama adalah orang-orang yang memimpin sekelompok umat beragama dalam menjalankan kegiatan beribadah atau kegiatan keagamaan yang lain.
tujuannya ialah untuk memberantas kemiskinan dan menjembatani kesenjangan dan sasaran awalnya ialah untuk membantu penduduk yang mendapatkan perlakuan yang tidak adil dan krisis ekonomi yang mereka alami.
dan peranan pemimpin agama dalam pembangunan ini adalah aspek pembangunan ruhaniyah dan kita tahu sendiri bahwa unsur ini tidak mungkin terisi tanpa keterlibatan para pemeimpin agama dengan demikian peranan pemimpin agama dalam pembangunan tidak bersifat pelengkap penderita akan tetapi menjadi komponen inti. dan dalam pelaksanaannya dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. pemimpin agama sebagai motivator
peranan pemimpin agama sebagai motivator sudah dapat diakui oleh masyarakat yang beragama kreativitas dan karisma yang dimiliki dapat mendorong suksesnya kegiatan-kegiatan pembangunan seperti dalam pembangunan ruhaniyah yang sangat kompleks dihadapi oleh umat manusia.begitu kompelksnya permasalahan yang dihadapi oleh manusia, tanpa bantuan dari pemimpin agama mungkin semuanya tidak dapat terselesaikan dengan baik walaupun juga masih bnyak yang lainnya, contoh mencegah kerusakan lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia.
doronngan-dorngan yang diberikan oleh pimpinan agama secara tidak langsung telah merubah pandangan hidup masyarakat yang menjadi lebih positiv.. para pemimpin agama siyogianya memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa takdir hanyalah batas akhir upaya manusia dalam meraih prestasi. dengan demikian para pemimpin agama harus mampu membuktikan kemampuan utmutk berbicara secara rasional dan tetp membangkitkan gairah serta aksi masyarakat dalam meraih yang telah dicita-citakan.dapat membuat masyarakat untuk selalu berfikir positiv.
2. pemimpin agama sebagai pembimbing moral
kaitannya dalam pembanguan ialah perannya yang berkaitan dengan upaya menanamkan prinsip-prinsip etik dan moral masyarakat. yang kenyataannya pemimpin agama dalam meletakkan moral,etis,spiritual dan peningkatan pengalaman agama baik pada kehidupan pribadi ataupun sosial. hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembangunan memperoleh kesejatiannya dengan cara berpijak pada landasan etis dan moral.
peranan pemimipin agama dengan bekal ilmu agama yang dimilikinya memberikan tuntunan dan patokan sebagai rambu-rambu dalam mengaktualisasikan kegiatan pembangunan. tuntunan dan patokan yang tertuang dalam kitab suci,teladan para nabi dan hukum-hukum agama yang merupakan elaborasi dari sabda tuhan menurut hasil para pemuka pemimpin dan pemikir agama dimasa lalu yang mereka jadikan untuk membimbing dan memberi arah pembangunan yang menyeluruh dan lebih positiv.
peranan pemimpin agama yang memiliki sikap jujur dan tdak menghiraukan kedudukan sangat dikagumi oleh masyarakat yang menganutnya. ajaran tentang pentingnya efesiensi dalam menjalani kehidupan, hidup secara sederhana, tidak berlebih-lebihan, senantiasa bersikap tawakkal dan selalu mengapdi pada tuhan adalah sebagian kecil contoh dari sifat-sifat yang diodpsi masyarakat dari para pemimpin agamanya selain itu para pemimpin agama juga menerapkan agar tidak congkak terhadap sesamanya memperlakukan orang-orangatidak dengan cara diskriminatif.
3. pemimpin agama sebagai mediator.
pemimipin agama yang biasanya memposisikan dirinya sebagai mediator diantara beberpa pihak dimasyarakat. seperti antara masyarakat miskin dan masyarakat yang elite penguasa dapat mensosialisasikan program-programnya kepeda masyarakat luas melalui bantuan dari para pemimpin agama sehingga diantara keduanya terjadi saling pengertian, contohnya ialah program KB diindonesia yang tidak dapat dipisahkan dari peranan pemimpin agam yang sebagai mediator di masyarakat.
1. Agama Buddha
A. Rahib
Rahib adalah petapa dalam biara
B. Biarawan dan Biarawati
1) Biarawan adalah seorang laki-laki yang melakukan asketisme , memfokuskan pikiran dan raganya untuk agama.
2) Biarawati adalah seorang perempuan yang secara sukarela meninggalkan kehidupan duniawi dan memfokuskan hidupnya untuk kehidupan agama di suatu biara (vihara/kuil).
C. Sangha
Sangha adalah pendeta dalam agama budha.
2. Agama Hindu
A. Brahmana
Brahmana adalah golongan paderi atau sami dalam agama Hindu. Mereka menguasai ajaran serta adat keagamaan. Kaum Brahmana tidak memakan benda berdarah. Brahmana adalah golongan karya yang setiap orangnya memiliki ilmu pengetahuan suci dan mempunyai bakat kelahiran untuk mensejahterakan masyarakat, negara dan umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu pengetahuannya dan dapat memimpin upacara keagamaan.
B. Pedanda (dalam agama hindu dharma)
Pedanda adalah imam dari golongan brahmana (kasta imam). Agar dapat seseorang dapat ditahbiskan sebagai pedanda, ia harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.
C. Pemangku (dalam agama hindu dharma)
Imam ini dapat diambil dari kasta selain brahmana, sekalipun biasanya seorang dari kasta sudralah yang menjabatnya. Dialah yang menjaga pura, memimpin upacara-upacara di pura, dsan segala upacara-upacara lainnya. Jabatan pemangku tidak ditahbiskan seperti pedanda, akan tetapi ditunjuk langsung oleh dewa melalui orang-orang yang dirasuki roh ilahi.
D. Sengguhu (dalam agama hindu dharma)
Sengguhu adalah imam untuk kasta rendah. Biasanya ia sendiri juga berasal dari kasta rendah (sudra), namun ia mengaku berasal dari sang Hyang Tunggal dan sang Hyang Meleng (matahari). Ia bertugas mempersembahkan sesajen untuk tokoh-tokoh dari alam bawah. Secara khusus sengguhu dihubungkan dengan Dewa Wisnu (dewa air dan laut).
3. Agama Islam
A. Imam dan Ulama
1) Imam (Bahasa Arab: إمام Imām) adalah pemimpin komunitas agama Islam. Pemimpin Islam dan hirarki kepemimpinannya disebut Imamah. Dalam Islam adanya Imam dan Imamah adalah suatu keharusan.
2) Ulama adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayom, membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupum masalah sehari hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan.
B. Mufti
Mufti adalah ulama yang memiliki wewenang untuk menginterpretasikan teks dan memberikan fatwa kepada umat. Fungsi mufti terkadang diambil oleh suatu organisasi ulama seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) maupun oleh Pengadilan Agama. Fatwa MUI hanya merupakan anjuran bagi umat sedangkan keputusan Pengadilan Agama memiliki suatu kekuatan hukum.
4. Agama Kong Hu Chu
A. Jiao Sheng (Penebar Agama)
Jiao Sheng atau penebar agama adalah
B. Wen Shi (Guru Agama)
Wen Shi atau guru agama adalah
C. Xue Shi (Pendeta)
Xue Shi atau pendeta agama adalah
D. Zhang Lao (Tokoh Sesepuh)
Zhang Lao atau tokoh sesepuh adalah
5. Agama Kristen (Katholik, Protestan, dan Ortodoks)
A. Pastor
Pastor adalah sebutan bagi pemimpin agama di lingkungan Gereja Kristen. Di Indonesia, sebutan ini biasanya digunakan untuk imam di lingkungan Gereja Katolik Roma, sementara di negara-negara berbahasa Inggris, biasanya di lingkungan Gereja Protestan.
Kata pastor sendiri berasal dari bahasa Latin pastōr yang berarti gembala.
B. Biarawan dan Biarawati
1) Biarawan adalah seorang laki-laki yang melakukan asketisme, memfokuskan pikiran dan raganya untuk agama.
2) Biarawati adalah seorang perempuan yang secara sukarela meninggalkan kehidupan duniawi dan memfokuskan hidupnya untuk kehidupan agama di suatu biara (gereja).
C. Paus, Kardinal, Uskup, Imam
1) Paus (dari Bahasa Latin: papa, bapak, ayah; dari Bahasa Yunani: pappas, ayah) adalah Uskup Roma, pemimpin spiritual Gereja Katolik, dan kepala negara Kota Vatikan. Komunitas beriman yang mengakui Suksesi Apostolik menganggap Uskup Roma sebagai penerus St. Petrus. Demikian pula umat Katolik meyakini bahwa paus adalah Wakil Kristus.
2) Kardinal adalah pejabat senior dalam gereja Katolik Roma. Berada di bawah Paus dan ditunjuk langsung oleh paus sebagai anggota dewan kardinal. Tugas para kardinal adalah untuk menghadiri rapat dalam dewan suci dan siap sedia untuk hadir, baik secara pribadi maupun bersama-sama, kapanpun Sri Paus membutuhkan nasehat mereka.
3) Uskup adalah pimpinan Gereja setempat yang bernama Keuskupan dan merupakan bagian dari hirerarki Gereja Katolik Roma setelah Sri Paus (Uskup Agung Roma) dan Kardinal. Dalam kedudukannya ini, Uskup sering disebut sebagai pengganti dari para rasul Kristus. Setiap Uskup, karena tahbisannya, dengan sendirinya menjadi bagian dari jajaran para Uskup se-dunia (Collegium Episcopale) di bawah pimpinan Sri Paus dan bertanggungjawab atas seluruh Gereja Katolik (Paroki) yang berada di dalam wilayah Keuskupan-nya. Dalam Gereja, kedudukan Uskup bersifat seumur hidup dan diangkat oleh Tahta Suci (The Holy See) di Vatican, Roma.
4) Imam adalah orang yang diberikan wewenang untuk menyelenggarakan upacara keagamaan. Jabatan atau kedudukan mereka disebut imamat, istilah yang juga dapat digunakan secara kolektif.
D. Patriarkh, Primat
1) Istilah patriarkh terutama digunakan dalam makna jabatan Gereja. Dalam Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, dan Gereja Asiria Timur, para uskup yang derajatnya paling tinggi disebut patriarkh. Dalam Gereja Katolik, derajat seorang patriarkh lebih tinggi daripada uskup agung utama dan primat, dan lebih rendah daripada kardinal.
2) Primat (dari Bahasa Latin: primus yang berarti "pertama") adalah gelar atau derajat yang dianugerahkan kepada seorang uskup. Tergantung pada tradisi yang diikuti, gelar primat dapat mengacu pada gelar kekuasaan ataupun gelar kehormatan.
E. Diakon, Penatua
1) Diakon (Bahasa Latin: Diaconus) adalah suatu peranan dalam Gereja Kristen yang umumnya diasosiasikan dengan pelayanan dalam beberapa bidang yang berbeda-beda menurut tradisi teologis dan denominasional. Dalam banyak tradisi, diakonat (jabatan diakon) merupakan suatu jabatan klerus; dalam tradisi lainnya, diakonat diperuntukkan bagi umat awam. Kata diakon berasal dari kata Yunani diakonos, yang kerap diterjemahkan sebagai pelayan atau lebih khusus lagi pelayan meja (Bahasa Inggris : waiter) – pelayan gereja.
2) Penatua adalah anggota pengurus gereja untuk membantu tugas pendeta.
6. Agama Yahudi
A. Rabi
Rabi atau Rabbi dalam Yudaisme, berarti "guru", atau arti harafiahnya "yang agung". Kata "Rabi" berasal dari akar kata bahasa Ibrani RaV, yang dalam bahasa Ibrani alkitabiah berarti "besar" atau "terkemuka, (dalam pengetahuan)". Rabi adalah pendeta dalam agama yahudi.
Kesimpulan:
1. Pemuka agama adalah orang-orang yang memimpin sekelompok umat beragama dalam menjalankan kegiatan beribadah atau kegiatan keagamaan yang lain.
2. Peranan pemuka agama dalam pembangunan adalah sebagai motivator, pembimbing moral dan mediator.
3. Pemuka agama dalam agama budha ialah: Rahib, Biarawan dan Biarawati, dan Sangha.
4. Pemuka agama dalam agama hindu adalah Brahmana, Pedanda, Pemangku, dan Sengguhu.
5. Pemuka agama dalam agama islam adalah Imam, Ulama, dan Mufti.
6. Pemuka agama dalam agama Kong Hu Chu adalah Jiao Sheng (Penebar Agama), Wen Shi (Guru Agama), Xue Shi (Pendeta), dan Zhang Lao (Tokoh Sesepuh).
7. Pemuka agama dalam agama kristen adalah Pastor, Biarawan dan Biarawati, Paus, Kardinal, Uskup, Imam, Patriarkh, Primat, Diakon, dan Penatua.
8. Pemuka agama dalam agama yahudi adalah Rabi.
9. Dengan adanya pemuka agama, maka masyarakat beragama tidaklah harus bersusah payah mempelajari secara mendetail apabila akan menjalankan ritual peribadatan. Selain itu adanya pemimpin agama dalam agama akan memberikan rasa puas dan tenang dalam peribadatan, sebab pemeluk agama dibimbing oleh orang yang mengetahui agama (pemuka agama) dan pastinya pemeluk agama akan yakin bahwa do’a dan ibadahnya akan diterima oleh Tuhan karena dipandu oleh pemuka agama.
10. Dan dengan adanya pemuka agama, maka masyarakat beragama akan memiliki panutan dalam hidupannya, sebab masyarakat beragama meyakini bahwa hidup ini adalah pemberian Tuhan yang harus disyukuri melalui agama.
Peranan Pemimpin Agama dalam Pembangunan.
tujuannya ialah untuk memberantas kemiskinan dan menjembatani kesenjangan dan sasaran awalnya ialah untuk membantu penduduk yang mendapatkan perlakuan yang tidak adil dan krisis ekonomi yang mereka alami.
dan peranan pemimpin agama dalam pembangunan ini adalah aspek pembangunan ruhaniyah dan kita tahu sendiri bahwa unsur ini tidak mungkin terisi tanpa keterlibatan para pemeimpin agama dengan demikian peranan pemimpin agama dalam pembangunan tidak bersifat pelengkap penderita akan tetapi menjadi komponen inti. dan dalam pelaksanaannya dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. pemimpin agama sebagai motivator
peranan pemimpin agama sebagai motivator sudah dapat diakui oleh masyarakat yang beragama kreativitas dan karisma yang dimiliki dapat mendorong suksesnya kegiatan-kegiatan pembangunan seperti dalam pembangunan ruhaniyah yang sangat kompleks dihadapi oleh umat manusia.begitu kompelksnya permasalahan yang dihadapi oleh manusia, tanpa bantuan dari pemimpin agama mungkin semuanya tidak dapat terselesaikan dengan baik walaupun juga masih bnyak yang lainnya, contoh mencegah kerusakan lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia.
doronngan-dorngan yang diberikan oleh pimpinan agama secara tidak langsung telah merubah pandangan hidup masyarakat yang menjadi lebih positiv.. para pemimpin agama siyogianya memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa takdir hanyalah batas akhir upaya manusia dalam meraih prestasi. dengan demikian para pemimpin agama harus mampu membuktikan kemampuan utmutk berbicara secara rasional dan tetp membangkitkan gairah serta aksi masyarakat dalam meraih yang telah dicita-citakan.dapat membuat masyarakat untuk selalu berfikir positiv.
2. pemimpin agama sebagai pembimbing moral
kaitannya dalam pembanguan ialah perannya yang berkaitan dengan upaya menanamkan prinsip-prinsip etik dan moral masyarakat. yang kenyataannya pemimpin agama dalam meletakkan moral,etis,spiritual dan peningkatan pengalaman agama baik pada kehidupan pribadi ataupun sosial. hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembangunan memperoleh kesejatiannya dengan cara berpijak pada landasan etis dan moral.
peranan pemimipin agama dengan bekal ilmu agama yang dimilikinya memberikan tuntunan dan patokan sebagai rambu-rambu dalam mengaktualisasikan kegiatan pembangunan. tuntunan dan patokan yang tertuang dalam kitab suci,teladan para nabi dan hukum-hukum agama yang merupakan elaborasi dari sabda tuhan menurut hasil para pemuka pemimpin dan pemikir agama dimasa lalu yang mereka jadikan untuk membimbing dan memberi arah pembangunan yang menyeluruh dan lebih positiv.
peranan pemimpin agama yang memiliki sikap jujur dan tdak menghiraukan kedudukan sangat dikagumi oleh masyarakat yang menganutnya. ajaran tentang pentingnya efesiensi dalam menjalani kehidupan, hidup secara sederhana, tidak berlebih-lebihan, senantiasa bersikap tawakkal dan selalu mengapdi pada tuhan adalah sebagian kecil contoh dari sifat-sifat yang diodpsi masyarakat dari para pemimpin agamanya selain itu para pemimpin agama juga menerapkan agar tidak congkak terhadap sesamanya memperlakukan orang-orangatidak dengan cara diskriminatif.
3. pemimpin agama sebagai mediator.
pemimipin agama yang biasanya memposisikan dirinya sebagai mediator diantara beberpa pihak dimasyarakat. seperti antara masyarakat miskin dan masyarakat yang elite penguasa dapat mensosialisasikan program-programnya kepeda masyarakat luas melalui bantuan dari para pemimpin agama sehingga diantara keduanya terjadi saling pengertian, contohnya ialah program KB diindonesia yang tidak dapat dipisahkan dari peranan pemimpin agam yang sebagai mediator di masyarakat.
Jabatan (Pimpinan) dalam Agama
1. Agama Buddha
A. Rahib
Rahib adalah petapa dalam biara
B. Biarawan dan Biarawati
1) Biarawan adalah seorang laki-laki yang melakukan asketisme , memfokuskan pikiran dan raganya untuk agama.
2) Biarawati adalah seorang perempuan yang secara sukarela meninggalkan kehidupan duniawi dan memfokuskan hidupnya untuk kehidupan agama di suatu biara (vihara/kuil).
C. Sangha
Sangha adalah pendeta dalam agama budha.
2. Agama Hindu
A. Brahmana
Brahmana adalah golongan paderi atau sami dalam agama Hindu. Mereka menguasai ajaran serta adat keagamaan. Kaum Brahmana tidak memakan benda berdarah. Brahmana adalah golongan karya yang setiap orangnya memiliki ilmu pengetahuan suci dan mempunyai bakat kelahiran untuk mensejahterakan masyarakat, negara dan umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu pengetahuannya dan dapat memimpin upacara keagamaan.
B. Pedanda (dalam agama hindu dharma)
Pedanda adalah imam dari golongan brahmana (kasta imam). Agar dapat seseorang dapat ditahbiskan sebagai pedanda, ia harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.
C. Pemangku (dalam agama hindu dharma)
Imam ini dapat diambil dari kasta selain brahmana, sekalipun biasanya seorang dari kasta sudralah yang menjabatnya. Dialah yang menjaga pura, memimpin upacara-upacara di pura, dsan segala upacara-upacara lainnya. Jabatan pemangku tidak ditahbiskan seperti pedanda, akan tetapi ditunjuk langsung oleh dewa melalui orang-orang yang dirasuki roh ilahi.
D. Sengguhu (dalam agama hindu dharma)
Sengguhu adalah imam untuk kasta rendah. Biasanya ia sendiri juga berasal dari kasta rendah (sudra), namun ia mengaku berasal dari sang Hyang Tunggal dan sang Hyang Meleng (matahari). Ia bertugas mempersembahkan sesajen untuk tokoh-tokoh dari alam bawah. Secara khusus sengguhu dihubungkan dengan Dewa Wisnu (dewa air dan laut).
3. Agama Islam
A. Imam dan Ulama
1) Imam (Bahasa Arab: إمام Imām) adalah pemimpin komunitas agama Islam. Pemimpin Islam dan hirarki kepemimpinannya disebut Imamah. Dalam Islam adanya Imam dan Imamah adalah suatu keharusan.
2) Ulama adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayom, membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupum masalah sehari hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan.
B. Mufti
Mufti adalah ulama yang memiliki wewenang untuk menginterpretasikan teks dan memberikan fatwa kepada umat. Fungsi mufti terkadang diambil oleh suatu organisasi ulama seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) maupun oleh Pengadilan Agama. Fatwa MUI hanya merupakan anjuran bagi umat sedangkan keputusan Pengadilan Agama memiliki suatu kekuatan hukum.
4. Agama Kong Hu Chu
A. Jiao Sheng (Penebar Agama)
Jiao Sheng atau penebar agama adalah
B. Wen Shi (Guru Agama)
Wen Shi atau guru agama adalah
C. Xue Shi (Pendeta)
Xue Shi atau pendeta agama adalah
D. Zhang Lao (Tokoh Sesepuh)
Zhang Lao atau tokoh sesepuh adalah
5. Agama Kristen (Katholik, Protestan, dan Ortodoks)
A. Pastor
Pastor adalah sebutan bagi pemimpin agama di lingkungan Gereja Kristen. Di Indonesia, sebutan ini biasanya digunakan untuk imam di lingkungan Gereja Katolik Roma, sementara di negara-negara berbahasa Inggris, biasanya di lingkungan Gereja Protestan.
Kata pastor sendiri berasal dari bahasa Latin pastōr yang berarti gembala.
B. Biarawan dan Biarawati
1) Biarawan adalah seorang laki-laki yang melakukan asketisme, memfokuskan pikiran dan raganya untuk agama.
2) Biarawati adalah seorang perempuan yang secara sukarela meninggalkan kehidupan duniawi dan memfokuskan hidupnya untuk kehidupan agama di suatu biara (gereja).
C. Paus, Kardinal, Uskup, Imam
1) Paus (dari Bahasa Latin: papa, bapak, ayah; dari Bahasa Yunani: pappas, ayah) adalah Uskup Roma, pemimpin spiritual Gereja Katolik, dan kepala negara Kota Vatikan. Komunitas beriman yang mengakui Suksesi Apostolik menganggap Uskup Roma sebagai penerus St. Petrus. Demikian pula umat Katolik meyakini bahwa paus adalah Wakil Kristus.
2) Kardinal adalah pejabat senior dalam gereja Katolik Roma. Berada di bawah Paus dan ditunjuk langsung oleh paus sebagai anggota dewan kardinal. Tugas para kardinal adalah untuk menghadiri rapat dalam dewan suci dan siap sedia untuk hadir, baik secara pribadi maupun bersama-sama, kapanpun Sri Paus membutuhkan nasehat mereka.
3) Uskup adalah pimpinan Gereja setempat yang bernama Keuskupan dan merupakan bagian dari hirerarki Gereja Katolik Roma setelah Sri Paus (Uskup Agung Roma) dan Kardinal. Dalam kedudukannya ini, Uskup sering disebut sebagai pengganti dari para rasul Kristus. Setiap Uskup, karena tahbisannya, dengan sendirinya menjadi bagian dari jajaran para Uskup se-dunia (Collegium Episcopale) di bawah pimpinan Sri Paus dan bertanggungjawab atas seluruh Gereja Katolik (Paroki) yang berada di dalam wilayah Keuskupan-nya. Dalam Gereja, kedudukan Uskup bersifat seumur hidup dan diangkat oleh Tahta Suci (The Holy See) di Vatican, Roma.
4) Imam adalah orang yang diberikan wewenang untuk menyelenggarakan upacara keagamaan. Jabatan atau kedudukan mereka disebut imamat, istilah yang juga dapat digunakan secara kolektif.
D. Patriarkh, Primat
1) Istilah patriarkh terutama digunakan dalam makna jabatan Gereja. Dalam Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, dan Gereja Asiria Timur, para uskup yang derajatnya paling tinggi disebut patriarkh. Dalam Gereja Katolik, derajat seorang patriarkh lebih tinggi daripada uskup agung utama dan primat, dan lebih rendah daripada kardinal.
2) Primat (dari Bahasa Latin: primus yang berarti "pertama") adalah gelar atau derajat yang dianugerahkan kepada seorang uskup. Tergantung pada tradisi yang diikuti, gelar primat dapat mengacu pada gelar kekuasaan ataupun gelar kehormatan.
E. Diakon, Penatua
1) Diakon (Bahasa Latin: Diaconus) adalah suatu peranan dalam Gereja Kristen yang umumnya diasosiasikan dengan pelayanan dalam beberapa bidang yang berbeda-beda menurut tradisi teologis dan denominasional. Dalam banyak tradisi, diakonat (jabatan diakon) merupakan suatu jabatan klerus; dalam tradisi lainnya, diakonat diperuntukkan bagi umat awam. Kata diakon berasal dari kata Yunani diakonos, yang kerap diterjemahkan sebagai pelayan atau lebih khusus lagi pelayan meja (Bahasa Inggris : waiter) – pelayan gereja.
2) Penatua adalah anggota pengurus gereja untuk membantu tugas pendeta.
6. Agama Yahudi
A. Rabi
Rabi atau Rabbi dalam Yudaisme, berarti "guru", atau arti harafiahnya "yang agung". Kata "Rabi" berasal dari akar kata bahasa Ibrani RaV, yang dalam bahasa Ibrani alkitabiah berarti "besar" atau "terkemuka, (dalam pengetahuan)". Rabi adalah pendeta dalam agama yahudi.
Kesimpulan:
1. Pemuka agama adalah orang-orang yang memimpin sekelompok umat beragama dalam menjalankan kegiatan beribadah atau kegiatan keagamaan yang lain.
2. Peranan pemuka agama dalam pembangunan adalah sebagai motivator, pembimbing moral dan mediator.
3. Pemuka agama dalam agama budha ialah: Rahib, Biarawan dan Biarawati, dan Sangha.
4. Pemuka agama dalam agama hindu adalah Brahmana, Pedanda, Pemangku, dan Sengguhu.
5. Pemuka agama dalam agama islam adalah Imam, Ulama, dan Mufti.
6. Pemuka agama dalam agama Kong Hu Chu adalah Jiao Sheng (Penebar Agama), Wen Shi (Guru Agama), Xue Shi (Pendeta), dan Zhang Lao (Tokoh Sesepuh).
7. Pemuka agama dalam agama kristen adalah Pastor, Biarawan dan Biarawati, Paus, Kardinal, Uskup, Imam, Patriarkh, Primat, Diakon, dan Penatua.
8. Pemuka agama dalam agama yahudi adalah Rabi.
9. Dengan adanya pemuka agama, maka masyarakat beragama tidaklah harus bersusah payah mempelajari secara mendetail apabila akan menjalankan ritual peribadatan. Selain itu adanya pemimpin agama dalam agama akan memberikan rasa puas dan tenang dalam peribadatan, sebab pemeluk agama dibimbing oleh orang yang mengetahui agama (pemuka agama) dan pastinya pemeluk agama akan yakin bahwa do’a dan ibadahnya akan diterima oleh Tuhan karena dipandu oleh pemuka agama.
10. Dan dengan adanya pemuka agama, maka masyarakat beragama akan memiliki panutan dalam hidupannya, sebab masyarakat beragama meyakini bahwa hidup ini adalah pemberian Tuhan yang harus disyukuri melalui agama.
Realita Pemuka Agama Masa Kini
Daftar Pustaka
Seorang pemuka agama dalah orang yang memiliki karisma di mata masyarakat sekitarnya, utamanya masyarakat beragama. Setiap tingkah laku dari sang pemuka agama akan lebih mudah diikuti oleh masyarakat sekitar, sebab dia memiliki karisma yang baik di hadapan masyarakat sekelilingnya.
Akan tetapi, bagaimana pun juga seorang pemuka agama tetaplah seorang manusia yang tidak lepas dari salah dan lupa. Setaat apapun seorang pemuka agama pastilah dia pernah mengalami masa gelap dalam hidupnya. Jadi pemuka agama tetaplah manusia biasa, bukan manusia sempurna yang tak luput dari cela dan hina. Tinggal bagaimana seorang pemuka agama bisa melalui masa gelap dalam hidupnya dengan bijaksana, tanpa merusak karismatiknya di muka masyarakat. Sebagaimana yang telah dikatakan, bahwa: “Keimanan dapat bertambah, dan berkurang. Bertambah dengan ketaatan, dan berkurang dengan maksiat.”
Pada realita saat ini kita mendengar banyak kasus pidana yang melibatkan pemuka agama, baik itu kyai, maupun pastor ataupun pendeta. Banyak kita temui di media massa berita-berita tentang pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, seperti perkosaan, sodom, dsb. yang dilakukan oleh pemuka agama. Dalam benak kita sebagai masyarakat biasa adalah: bagaimana mungkin seorang pemuka agama yang taat beribadah dan dekat dengan tuhan bisa melakukan hal sekeji itu? Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa keimanan dapat bertambah dan berkurang, maka sudah barang tentu si pemuka agama itu tengah mengalami masa gelap dan imannya sedang berkurang. Selain disebabkan hawa nafsunya, karena dia juga seorang manusia biasa, dia juga memiliki faktor internal dari dalam dirinya, seperti masalah-masalah pribadinya yang terpendam dan tak terselesaikan, sehingga dia lari untuk melakukan hal keji itu.
Oleh karena itu sebagai komunitas (masyarakat) beragama, maka hendaknya kita saling mengingatkan satu sama lainnya, sehingga kita semua bisa meminimalisir kemaksiatan di sekitar kita.
Akan tetapi, bagaimana pun juga seorang pemuka agama tetaplah seorang manusia yang tidak lepas dari salah dan lupa. Setaat apapun seorang pemuka agama pastilah dia pernah mengalami masa gelap dalam hidupnya. Jadi pemuka agama tetaplah manusia biasa, bukan manusia sempurna yang tak luput dari cela dan hina. Tinggal bagaimana seorang pemuka agama bisa melalui masa gelap dalam hidupnya dengan bijaksana, tanpa merusak karismatiknya di muka masyarakat. Sebagaimana yang telah dikatakan, bahwa: “Keimanan dapat bertambah, dan berkurang. Bertambah dengan ketaatan, dan berkurang dengan maksiat.”
Pada realita saat ini kita mendengar banyak kasus pidana yang melibatkan pemuka agama, baik itu kyai, maupun pastor ataupun pendeta. Banyak kita temui di media massa berita-berita tentang pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, seperti perkosaan, sodom, dsb. yang dilakukan oleh pemuka agama. Dalam benak kita sebagai masyarakat biasa adalah: bagaimana mungkin seorang pemuka agama yang taat beribadah dan dekat dengan tuhan bisa melakukan hal sekeji itu? Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa keimanan dapat bertambah dan berkurang, maka sudah barang tentu si pemuka agama itu tengah mengalami masa gelap dan imannya sedang berkurang. Selain disebabkan hawa nafsunya, karena dia juga seorang manusia biasa, dia juga memiliki faktor internal dari dalam dirinya, seperti masalah-masalah pribadinya yang terpendam dan tak terselesaikan, sehingga dia lari untuk melakukan hal keji itu.
Oleh karena itu sebagai komunitas (masyarakat) beragama, maka hendaknya kita saling mengingatkan satu sama lainnya, sehingga kita semua bisa meminimalisir kemaksiatan di sekitar kita.
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, dkk.2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Dadang Khmad.2006.Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Hadiwijoyo, Harun.2005.Agama Hindu dan Budha. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
Hendropuspito.1983.Sosiologi Agama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
http://www.wikipedia.org/
Dadang Khmad.2006.Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Hadiwijoyo, Harun.2005.Agama Hindu dan Budha. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
Hendropuspito.1983.Sosiologi Agama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
http://www.wikipedia.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar